Kementerian Kominfo juga terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas infrastruktur konektivitas di daerah Destinasi Pariwisata Super Priotitas. Sifatnya menunjang program pemerintah dalam membangun ekosistem pariwisata yang bersama-sama lintas kementrian.
"Itu berjalan nonstop. Quality of Service jaringan 4G di kelima destinasi pariwisata saat ini, kecepatan download-nya sudah 33,59 MB per second. Sementara itu, dari sisi kecepatan upload-nya sebesar 17,06 MB per second. Sudah jauh di atas rata-rata nasional, jadi selalu kita tingkatkan, papar Johnny Plate bersemangat.
Indonesia itu sudah diberikan berkat dari Sang Pencipta yang sangat layak jual. Lihat seperti Daun Toba, Raja Ampat, Bali, Bunaken, Labuan Bajo, hanya perlu meningkatkan pembangunan penunjang untuk memperelok dan meningkatkan nilai jual.
Belum lagi warisan dari leluhur seperti Borobudur, Prambanan, tarian, wayang, sendratari, dan begitu banyak kekayaan negeri ini berupa benda dan tak benda. Tidak seperti MbS yang perlu menciptakan. Indonesia tinggal memperlengkapi sehingga sangat menarik bagi wisatawan. Daya dan energi tidak perlu segede yang MbS alokasikan.
Komodo, badak, banteng, dan begitu banyak kekayaan hewani. Ditambah hutan tropis dengan ribuan jenis bebungaan. Anggrek dari ribuan jenis di dunia sebagian besar bisa ditemui di Indonesia. Buah-buahan yang melimpah sepanjang tahun. Itu semua tidak akan diketemukan di Timur Tengah sana. Mereka masih perlu menyediakan lahan untuk bisa seindah Indonesia.
Negeri ini sangat kaya, tidak perlu bersusah payah sudah menjual. Mau alam pegunungan, pantai, daratan, lautan, danau, tinggal pilih. poles sedikit, tidak perlu membangun mercu suar atau pencakar langit yang spektakuler dan membuat wisatawan penasaran semua ada.
Mau kuliner yang berbahan daging, sayuran, kue, nasi, kudapan, dari Sabang sampai Merauke kalau mau dibuatkan katalog, Â bisa semalaman belum selesai melihatnya. Bipang Ambawang, soto Kudus, Semarang, Lamongan, Bandung, Madura, coto Makasar, mirip dan identik, namun masing-masing ada kekhasan yang tidak sama persis.
Sate pun demikian. Mana ada     sih kekayaan kuliner seperti negeri ini. Hanya saja belum tergarap  dengan sangat serius. Coba bisa dilakukan katalog dengan sejarah, cita rasa, dan memberikan gambaran daerah penghasilnya juga memiliki unggulan apa. Ini kekayaan luar biasa. Sayangnya yang bertanggung jawab untuk itu asyik molitik sendiri dan tidak konsen pada  tanggung jawabnya.
Johnny Plate dan jajaran Kominfo sangat bagus melakukan tugasnya untuk menyokong ekosistem digital pariwisata. Kolaborasi demi negeri yang kaya raya ini.
Terima kasih
Â