Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sambo, Ratna Sarumpaet, dan Hoax Terheboh

1 September 2022   19:31 Diperbarui: 1 September 2022   19:36 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambo dan Hoax Terheboh Negeri ini

Hari-hari ini masih panas perbincangan mengenai kisah tragis di tubuh kepolisian. Ada polisi meninggal ditembak oleh polisi, di rumah dinas polisi yang ia jaga selaku ajudan.  Cerita berseliweran dengan aneka bumbunya.

Jenderal hingga prajurit harus kehilangan jabatannya, bisa juga karirnya tamat.  Cerita yang "dibuat" Sambo menjungkalkan  polisi berbintang.  Presiden Jokowi sampai bersikap dan memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo untuk cepat memberikan kepastian hukum untuk masyarakat, terutama reputasi kepolisian sendiri.

Komnas HAM, Kompolnas, Dewan Pers, dan banyak lembaga lain yang mengikuti genderang yang ditabuh oleh mantan Kadiv Propam ini.  Akhir-akhir ini  lembaga wakil rakyat juga gencar membagikan pernyataan. Mirisnya banyak yang tidak sesuai dengan apa yang rakyat pikirkan. Salah satu yang getol mereka katakan adalah untuk tersangka PC agar tidak ditahan dengan alasan masih punya anak kecil.

Ramai-ramai publik menyebutkan duo Angel, almarhum Vanesa Angel dan Angelina Sondaag pas dibui juga memiliki anak sangat kecil. Toh mereka tetap menghuni penjara, baik masa persidangan hingga pidana. Toh wakil rakyat itu juga diam saja.

Apa yang terjadi ini kan sebenarnya cenderung juga hoax, apalagi yang tersebar pertama kali. Polisi menyatakan cerita yang tidak benar, karena menurut laporan polisi lain tentunya.

Jadi ingat masa menjelang pilpres 2019 lalu, ada artis masa lalu yang mau mengganti tampilan agar kembali muda mengupayakan operasi plastik. Namun dengan gagah perkasa diubah menjadi komoditas politik dan mengaku dihajar oleh orang-orang cepak.

Konteksnya adalah mau memojokkan calon presiden sekaligus petahana, dengan mengatakan rezim kejam, menghajar perempuan tua, tidak berdaya, dan langsung glorifikasi   karena kebetulan si nenek satu barisan dengan pihak yang kontra dengan calon dari pejabat sebelumnya.

Begitu riuh rendah elit dari kubu oposan untuk menjadikan ini bahan gorengan paling menjual. Pimpinan dewan yang memang selalu bicara demikian terdepan untuk mengutuk dan menuding pemerintah.

Mantan ketua MPR pun ikut-ikutan. Begitu gegap gempita menuding pemerintah di balik bonyoknya nenek Ratna waktu itu. Seolah  semua akan berakhir dengan gemilang, Jokowi melanggar hukum dan tidak bisa menjadi calon presiden lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun