Atau mengatakan negara mau bangkrut karena utang, namun juga mengantre BBM bersubsidi. Â Jangan dipikir mereka tidak berpendidikan lho, sekelas profesor saja banyak yang menggunakan akal ngaco demikian yang penting viral.
Apa yang bisa dilakukan?
Hukum sosial memang bisa berlaku. Tidak akan ada pembaca, pengikut bagi penebar hoax, tapi toh masih juga banyak karena literasi rendah. Menganimasi untuk warga  gemar membaca dan belajar menjadi penting. Tetapi sangat berat.
Mekanisme contreng seperti media sosial dan Kompasiana itu sangat membantu. Â Siapa-siapa yang layak dipercaya tulisan dan buah pikirnya. Ini bukan sebuah solusi jitu sebagai upaya sih patut dijadikan rujukan.
Menuntut para pelaku jurnalisme warga pegiat media sosial belajar  itu sangat tidak mudah. Karena mereka banyak juga yang hanya iseng dan kog mendadak viral. Apalagi ada monetasi. Ini adalah solusi yang baik jika terjadi.
Menanti kesaktian waktu. Siapa benar akan tenar itu masih berlaku, termasuk dalam dunia media warga ini. Namun itu  terjadi jika masyarakatnya cerdas. Lha hoax saja dibela mati-matian kog.  Mencerdaskan anak bangsa menjadi poin penting dan sangat mendasar.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI