Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

DEWG G20, Labuan Bajo, Johnny Plate dan Srilanka

21 Juli 2022   14:04 Diperbarui: 21 Juli 2022   14:05 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DEWG G20, Labuan Bajo, dan Srilanka

Menkominfo, Johnny Plate mendorong lebih keras transformasi digital dan sekaligus mengapresiasi semangat para anggota delegasi DEWG G20 yang telah menyambut positif isu yang ditawarkan tuan rumah. Beberapa hal menarik menyangkut hal ini adalah;

Tranformasi digital seolah menjadi sebuah jalan terbaik di antara kemajuan zaman, namun di sisi lain, dunia digital, terutama media sosial ternyata sebaliknya.  Keberadaan sosial media malah menjadi sebuah ajang untuk menebarkan kekacauan.

Isu Srilanka yang kolaps, oleh elit di sini, yang sudah mau mengganti presiden sejak 2014 lalu menebarkan Jokowi tidak bisa apa-apa. Terwakili oleh   Tifa seorang dokter atau M.S. Kaban seorang politikus senior. Mereka tentu saja paham, bahwa itu jauh panggang dari api, toh terus saja digelontorkan, karena tahu banyak masyarakat kita masih rendah literasinya.

Mengapa Labuan Bajo? Hal yang sangat menarik, bagaimana selama ini, gelaran internasional hanya berkutat , Jakarta dan Bali. Luar Jawa selain Pulau Dewata tidak dilirik karena infrastrukurnya tidak mumpuni. Lha mengapa tidak dibangun? Selama ini ke mana saja para pemimpin itu?

Lagi-lagi ini adalah menjawab bagaimana keberadaan Srilanka yang kolaps itu jauh banget akan terjadi di Indonesia. Kekayaan alam kita demikian melimpah. Lihat saja bagaimana Labuan Bajo, Toba, Raja Ampat, Bunaken, Rawa Pening, dan banyak lagi. Saksi mata dan saksi hidup nama terakhir, Rawa Pening, kini sedang dibangun besar-besaran. Sungai-sungai yang mengarah ke rawa semua dibangun. Ditalut permanen, lebarnya dikembalikan ke posisi semula.

Puluhan tahun tidak pernah tersentuh. Ke mana larinya uang negara? Atau ke mana otak para pemimpin itu? Ini adalah     salah satu aset sehingga negara tidak akan bangkrut, seperti kata para oposan dan barisan sakit hati. Belum lagi aset-aset yang lain, yang selama ini dipanen dunia Barat. Mereka inilah yang memanfaatkan barisan sakit hati untuk merongrong.

Apa yang dilontarkan para pembenci pemerintah, negara mau bangkrut itu sebenarnya terjawab dengan gamblang ketika Indonesia menjadi Presidensi G20. Ekonomi besar di dunia yang dimasukkan dalam kelompok G20. Apa iya mereka ini, berdua puluh mau malu, kalau Indonesia bangkrut?

Mereka tentu tidak akan dengan sembrono menjadikan Presiden RI sebagai ketua jika ekonominya tidak baik-baik saja. Keadaan ekonomi negeri ini pada trend yang sangat bagus. Sederhana kog melihat bagaimana ekonomi itu baik-baik saja atau malah sedang kacau.

Ketersediaan pangan yang terjangkau. Ingat 98, sebelum dan setelah kisah kelam Mei 98 harga beras meroket sangat tinggi. Desa sentra beras saja tidak bisa membeli, karena stok yang selalu habis dibawa ke kota besar. Keadaan itu kini tidak ada.

Gaji pegawai, ASN lancar jaya. Bayangkan jika mereka ini telat seminggu saja, bagaimana barisan sakit hati berteriak-teriak. Lha Lebaran saja ada THR, ada gaji ketiga belas. Mosok negara tidak punya uang kog diberikan untuk ASN-nya begitu melimpah?

Ketersediaan BBM. Ini sangat krusial. Bagaimana akan lumpuh ekonomi jika tidak ada ketersediaan BBM secara memadai. Artinya, isu yang dilontarkan barisan sakit hati jauh dari harapan mereka. Keadaan baik-baik saja. Benar bahwa tetap harus hati-hati karena keadaan global juga memburuk.

Johnny Plate mengatakan literasi digital sangat penting bagi masyarakat.  Salah satu    harapan keluar dari krisis ini adalah ekonomi digital. Masalahnya adalah, masih begitu banyak pihak yang menggunakan keberadaan dunia digital untuk menebarkan ancaman, penipuan, hoax, dan berita sesat.

Pelaku yang menggunakan kemajuan digital untuk kejahatan ini bukan orang sembarangan malah. Mereka bukan masyarakat biasa. Pendidikan mereka tinggi, kedudukan mereka juga baik. Hanya saja karena mereka justru  memanfaatkan kelemahan, bahwa masih banyak yang gagap dengan dunia digital.

Digitalisasi untuk UMKM jelas sangat membantu, bagaimana penjualan mereka sangat tertolong dan dikenal publik. Hal yang paling susah itu penjualan. Produksi itu relatif mudah, namun bagaimana menjual dan mempromosikan.

Kemajuan teknologi, terutama digital membuat semua menjadi mudah, murah, dan efisien. Iklan dulu televisi sebagai saluran paling menjanjikan. Kini, dengan digitalisasi, semua produk, pelaku ekonomi, bisa merasakan dampak yang sama. Semua bisa merasakan dampak yang dulu hanya bisa dirasakan oleh elit.

Kedatangan 17 perwakilan dari negara anggota secara langsung dan tiga yang memilih untuk daring, membuktikan kapasitas Indonesia tidak seperti gembar-gembor barisan sakit hati. Masih ada juga tiga delegasi undangan dari Belanda, Singapura, dan Spanyol.

Mengenalkan Labuan Bajo, memberikan dampak ekonomi bagi NTT yang selama ini dikenal sebagai provinsi miskin.    Indonesia itu terbentang dari Sabang sampai Merauke, mengapa hanya Jakarta-Bali saja yang diekspose selama ini? Begitu kaya dan beragamnya apa yang ada di Indonesia.

Keberanian Jokowi didukung Johnny Plate dan juga jajarannya membuat Indonesia semakin berdaya. Keanekaragaman bukan malah menjadi bencana, namun sebuah kemungkinan menjadikan semakin kaya raya dan makmur sentosa.

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun