Tidak heran, ketika korupsi alias maling itu juga menjadi penyakit yang susah diberantas. Kembali, semangatnya  mengumpulkan, bukan berbagi. Konsep hidupnya memang berbeda.
Gotong royong. Menkominfo Johnny Plate berbicara mengenai korban juga adalah gotong royong, sepakat. Bagaimana hidup bersama itu perlu gotong-royong, semangat dasar negeri dan bangsa ini dibangun. Sayang, bahwa ideologi, konsep perjuangan beberapa pihak malah mengingkari kodrat bangsa ini. Mereka lebih    memilih hidup bersama dengan keseragaman. Melihat perbedaan sebagai sebuah musuh yang perlu disingkirkan. Ini sangat terasa oleh beberapa pihak memang sangat getol dijadikan sebagai perjuangan.
Isu pahlawan dan  tokoh terkenal adalah Muslim, padahal aslinya tidak, seperti Patimura, malah menjadi candaan Jackky Chan, Mariah Carey, dan Thor, ini  adalah mengingkari kodrat bangsa ini yang plural. Semangat gotong royong bagaimana ketika sikap saling curiga lebih menggejala?
Cebong-kampret, di mana politik pecah belah demikian menguat akhir-akhir ini, politik identitas dijadikan andalan oleh sebagian pihak, telah menjadikan kesatuan itu sebagai sebuah utopia naga-naganya. Jauh lebih kerasa saling curiga dari pada bekerja sama atau gotong royong.
Miris, ketika berkolaborasi, gotong royong, bekerja sama malah di dalam tindak dan perilaku jahat atau buruk. Â Kita bisa merasakan, melihat, bagaimana pembelaan atas kejahatan, namun dibawa-bawa dalam konteks agama. Kejahatan tidak ada yang landasannya agama, kecuali perilaku jahat yang dikemas biar aman dengan bungkus agama.
Memaafkan itu begitu mahal, ketika berkaitan dengan pihak lain. Namun kala dengan teman atau kelompok sendiri, sangat permisif. Ini keprihatinan pula, Â yang kudu dikikis dengan semangat korban, salah ya salah, benar ya benar, tanpa mencari-cari pembenar karena satu gerbong.
Tanpa sikap demikian, kejahatan makin meraja lela dan susah untuk diatasi. Perlu kebesaran hati untuk mampu demikian. Contoh  peristiwa korban, adalah mengorbankan paling berharga, yang dipunyai, dan yang bahkan dicintai dengan sepenuh jiwa raga. Penantian panjang malah diakhiri karena permintaan Penciptanya sendiri.
Momentum yang baik untuk bekerjasama, gotong-royong, dan berbagi. Semangat korban itu bukan hanya memotong hewan, namun juga menghentikan perilaku tamak, korup, dan maunya mengumpulkan saja, tanpa mau tahu derita pihak lain.
Saudara-saudara kita yang terdekat, keluarga kita  yang terdekat, itu juga kadang perlu bantuan, belum tentu berupa uang. Kesediaan untuk mendengarkan, menemani, atau memberikan hiburan itu juga tidak kalah penting.
Bekerja tanpa mencari keutungan sendiri dengan mengorbankan pihak-pihak di luar dirinya. Bekerja sama tanpa memandang latar belakang apapun, demi bangsa dan negara. Â Â Â
Selamat Hari Raya Iduladha