Penampilan Fadli Zon dalam berpolitik juga cerminan Prabowo. Bagaimana Fadli Zon, bahkan jauh lebih kasar, bukan hanya keras, pada apa yang terjadi pada negeri ini. Seolah ia adalah oposan. Demokrat dan PKS sih masih bisa diterima nalar, lha ada dua menteri, tetapi selalu saja menyudutkan pemerintah.
Paling aneh dan lucu ketika menyoal terorisme dan densus 88. Ini adalah rongrongan langsung pada posisi Menhan yang dijabat Prabowo yang sekaligus adalah pimpinannya di partai politik. Ia juga anggota komisi hukum di dewan. Â Malah seolah ia adalah bagian tim pembela pelaku-pelaku kekerasan berideologi kanan itu/
Bisa dibayangkan seperti apa tingkah Fadli Zon, akan berkolaborasi dengan barisan sakit hati seperti Rizal Ramli, Refli Harun, dan Said Didu. Prabowo sendiri masih akan tetap dengan gayanya yang hanya diam saja. Jika demikian, kampanye yang buruk ala Gerindra akan terulang lagi.
Pemecatan M. Taufik dari pimpinan dewan DPRD I Jakarta dan juga keberadaannya di partai, membuktikan, jika Gerindra masih akan mengajukan Prabowo. M. Taufik dipecat karena menyatakan dengan terbuka dukungannya pada Anies Baswedan  sebagai calon presiden 2024.
Apa yang akan terjadi dengan resufle ini sih?
Tidak banyak berharap. Stabilitas politik sudah susah dikendalikan, masing-masing pejabat dan juga partai politik sudah ancang-ancang untuk maju atau memainkan mesin partainya untuk 2024. Negara tidak lagi menjadi prioritas mereka. Kuasa menjadi fokus bagi mereka.
Lihat saja para menteri, berlomba-lomba tebar pesona, dengan baliho, bermanuver dan mengeluarkan pernyataan yang kadang aneh dan lucu. Â Kinerja mereka sudah tidak luar biasa, masih mendua pula. Negara menjadi taruhannya.
PAN yang mendapatkan jatah kursi tanpa kerja keras, juga tidak bisa diharapkan sama sekali membawa perubahan dan dampak yang signifikan. Padahal pemerintah ini masih memiliki pekerja rumah yang mahaberat.
Bayangkan saja, jika pengganti pemerintah mendatang itu bertolak belakang visinya dengan Jokowi, bagaimana IKN dan pembangunan infrastruktur yang demikian masih itu akan terhenti? Cerminan DKI Jakarta jangan dianggap remeh. Itu sangat besar dampaknya bagi daerah dan negara.
Persoalan pelik yang bagi elit tidak mau peduli, karena mereka fokusnya adalah kursi dan kue yang bisa dijadikan bahan pesta pora, mau menjadi negara maju, rakyat sejahtera atau tidak, mereka tidak ambil peduli.
Lihat saja bagaimana kinerja mereka-mereka yang pamer diri di baliho, berlomb-lomba mengaku turunan ini dan itu demi mendapatkan simpati publik, tapi sama sekali tidak membuktikan diri sudah berbuat apa bagi negeri ini.