Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemenangan Bongbong Marcos dan Peta Pilpres Indonesia

10 Mei 2022   14:42 Diperbarui: 10 Mei 2022   14:48 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bongbong Marcos: BBC.com

Kemenangan Bongbong Marcos dan Politik Pilpres Indonesia

Demo waktu lalu, ada seorang mahasiswa yang memuji-muji Orde Baru dan mencela pemimpin saat ini.  Pernyataan itu  dengan  sangat mudah dibantah dan dimentahkan oleh generasi yang lebih tua.  Msih segar dalam ingatan generasi 80-an ke atas, bagaimana susahnya saat itu. Benar mahasiswa ini  kelahiran 90 ke sini, yang sangat mungkin masih belum paham yang terjadi pada pemerintahan Soeharto.

Pembahasan sejarah bangsa juga tidak demikian lugas memberikan pemahaman apa yang terjadi masa itu. Wajar sih , karena penguasa selanjutnya juga masih ada pertalian dengan sang penguas waktu itu. Berbeda dengan  labeling Orde Lama yang disematkan dengan bau PKI dan ormas terlarang. Jadi semua takut untuk sekadar bicara mengenai Sukarno.

Hambatan dan kesulitan dalam banyak hal yang membaca, mempelajari, dan juga sekadar mengidolakan Sukarno dan buah pikirnya jelas membuat jerih masyarakat. Sama sekali  tidak ada hal demikian untuk Soeharto. Malah ada sebuah parpol yang menggunakan photo dan ujaran yang terkenal, isih enak zamanku to?

Pemuja Orba dan Soeharto masih begitu banyak. Sama juga yang tidak respek dengan perilakunya yang terkenal dengan KKN dan juga otoriter. Baru saja membaca, bahwa orang yang berkomentar di media sosial ini, PNS kala itu. merasa jauh lebih mudah waktu itu dari pada hari ini. orang atau pihak yang mendapatkan keuntungan waktu itu tentu saja sangat memuja, ingat, sikap kritis bangsa ini sangat rendah. Apalagi jika mendapatkan keuntungan. Pihak lain menderita mana mau tahu.

Bongbong Marcos

Perjalanan politiknya cukup berbeda dengan yang ada di sini. Sebenarnya Titik Soeharto sudah  lumayan melalui Partai Golkar bisa menjadi anggota DPR RI.  Malah mundur lagi dengan kendaraan bersama sang adik, Tommy Soeharto dengan Partai Berkarya. Mencoba peruntungan di Papua yang diperbolehkan dengan perwakilan saja masih kalah.

Titik sendiri kurang begitu meyakinkan, selain ikut dalam gerbong mantan suaminya, Prabowo. Bongbong Macos menjadi anggota senat. Publik kenal dia secara politik ini yang membuat perbedaan. Jalan yang dirintis masih sejalan dan sebangun.

Lha anak-anak Soeharto jauh    dari itu. Mengapa menyorot keluarga  Soeharto? Karena hanya mereka yang memiliki kemiripan dengan keluarga Marcos. Dijatuhkan massa usai berkuasa sangat lama. Korup dengan indikasi konon, sepatu Imelda Marcos ada 3000 pasang. Presiden lain di Indonesia lainnya cukup berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun