Johnny Plate IKN Menjadi Ikon Smart City dan Nasihat Wapres
Dunia digital sudah mulai menjadi kebutuhan. Salah satunya adalah efisiensi dan efektifitas di tengah kesibukan sebagai manusia modern. Hari-hari ini, pembayaran dengan uang elektronik semakin menjadi gaya hidup. Wajar ketika  wapres memberikan apresiasi mengenai keuangan digital, sekaligus juga mengigatkan mengenai keamanan konsumen.
Bank Indonesia menyatakan, jika sejak tahun 2009, minat untuk bertransaksi dengan uang elekatronik atau e-money terus meningkat. Pada Februari 2022 mencapai 41.35% senilai Rp. 27.1 trilyun. Kesempatan besar layanan uang elektronik masih sangat mungkin. Sekali lagi Makruf Amin menegaskan mengenai kemanfaatan sekaligus juga jangan abai mengenai keamanan.
Bangsa ini sudah maju, mengikuti perkembangan zaman. Namun, jangan  lupa, bagaimana literasi sangat rendah karena minat baca yang sangat minim. Kebiasaan dan kegemaran untuk membaca sehhingga bisa paham dengan baik itu sangat memprihatinkan.  Lihat saja pemberitaan mengenai penipuan, pembobolan, dan juga manipulasi demi keuntungan pribadi masih demikian besar, di balik iming-iming bunga dan bagi hasil yang fantastis.
Selain literasi rendah pada pihak lain, mentalitas menggukan segala cara untuk keuntungan sendiri sangat luar biasa besar. Ini soal orang dihargai karena kekayaannya, bukan dari prestasi dan etos kerja yang baik. Orang kaya, meipu atau maling masih dihormati dari pekerja keras yang  hidupnya sederhana. Ini jelas  akar budaya menentukan.
Penegakan hukum sangat lemah jika berkaitan dengan kejahatan keuangan. Mana ada koruptor yang menderita. Hal ini yang membuat orang berlomba-lomba untuk melakukan kejahatan perbankan, salah satunya jelas uang elektronik.
Johnny Plate selaku Kominfo menargetkan bahwa IKN Nusantara akan menjadi smart city kelas dunia. Gambaran ideal untuk ke depan. Ibukota negara itu harus bervisi ke depan, jauh ke depan, bukan semata satu dua puluh tahun. Termasuk dalam perencanaanya, sehingga jangan sampai nanti pas sudah berjalan malah terseok-seok karena ketinggalan zaman.
Jakarta menjadi contoh konkret bagaimana ibukota negara yang ketinggalan zaman. Macet, banjir, dan semrawut  jelas buruk sebagai sebuah ikon atau gerbang mata dunia pada negeri Indonesia. Orang sudah enggan untuk datang karena keruwetannya.
IKN itu masa depan, sekarang saja masih tahap sangat dini. Apa yang dibangun untuk kebutuhan masa yang akan datang, bukan yang sudah lampau. Jika Jakarta itu udaranya buruk, macet, dan banjir, maka IKN Nusantara tidak boleh demikian.
Modern itu efektif dan efisien. Bagaimana bisa macet itu disebut efisien, atau banjir itu sehingga pelayanan dan kinerja bisa menjadi runtuh. Belum lagi kudu membangun ulang keberadaan banyak hal. Lihat saja korban banjir itu selain harta benda, infrastruktur, juga sering adalah nyawa. Â Perlu ditinggalkan dan tidak lagi terjadi yang model demikian di IKN Nusantara.
Ekosistem digital sebagai acuan smart city yang dicita-citakan ada tiga indikator utama, yaitu sebagai berikut;
Pertama, keberadaan e-government atau pemerintahan yang berbasis digital. Komputerisasi layanan publik. Penganggaran, belanja, dan sistem yang sangat terbuka untuk bisa diakses oleh publik. Hal yang masa lalu bahkan kini juga masih demikan kuat, birokrasi berbelit, dan penganggaran di kamar gelap, masa depan tidak bisa lagi.
Pemeritahan digital juga sangat menghemat waktu dan efisien, rakyat tidak perlu berlama-lama antri hanya demi cap dan itu juga potensi mengurangi suap dan pemalakan atas nama ucapan terima kasih. Birokrasi bersih dan efisien sudah di depan mata.
Konektifitas digital yang mencapai 100%, ini jelas kerja keras, bagaimana pembangunan BTS di ribuan desa 3 T di tengah pandemi pun dikebut dengan aneka kesulitan. Hadirnya satelit Satria 1 dan 2 sebagai upaya mencapai tujuan ini.
Keadilan sosial  benar-benar diwujudkan pada saat ini. Apalagi untuk masa depan.   Rakyat dan juga bisnis sudah terlayani dengan baik dalam dunia digital. Ditambah bahwa pandemi membuat pertumbuhan dunia digital kita maju sekian puluh tahun. Hal baik yang sangat kita syukuri bersama. Berkat di balik pandemi.
 Kepuasan layanan bisnis digital di atas 75% atau lebih. Hal yang perlu menjadi perjuangan bersama sebagai suluruh anak bangsa. Tidak hanya pemerintah, namun seluruh pelaku digital di Indonesia.  Masalah di sini adalah, banyaknya peipuan, sehingga nilai kepuasan bisa jadi akan sulit untuk tinggi. Perlu menjadi kesadaran bersama, untuk menuju masa depan yang lebih baik.
IKN Nusantara sebagai kota dunia bagi semua, dengan smart city diharapkan, efisien, efektif, cerdas, nyaman, dan tentu saja modern. Ini perlu kerja keras karena kawasan Nusantara ini termasuk kawasan yang belum sepenuhnya sama dengan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, atau  minimal Makasar.
Johnny Plate mengatakan, sedang mengejar itu semua, dengan harapan jaringan 5G untuk IKN, padahal secara nasional masih pada 4G, artinya setahap lebih maju. Infrastruktur digital juga dikebut, termasuk untuk persiapan big data.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H