Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Serba Salah Jokowi, Demo Mahasiswa Pertamax, ke Mana Kala Minyak Goreng?

9 April 2022   15:04 Diperbarui: 9 April 2022   15:07 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi: sindonews.com

​Serba Salah Jokowi, dan Kritisnya Mahasiswa Demo Pertamax, ke mana Kala Migor Hilang

Senin, 114, biasa akan ada angka cantik untuk melakukan demo. Karena pernah sukses denga 411, karena sudah tidak sabar, yo dipakailah yang mendekati. Salah satu poin demo yang palimg panas adalah, menuntut Jokowi mundur, meskipun sudah dibantah para calon pelaku demo, yaitu mahasiswa.

Mereka mengatakan, jika itu haox, banner yang beredar bukan berasal dari mereka. Ini benar atau ngeles, bukan masalah dan dasar dari tulisan ini. lebih menarik itu menelisik mengapa sasarannya kog Jokowi. Seolah seperti iklan minuman botol. Apapun makannya minumnya teh botol itu.

Jika dasarnya adalah mau tiga periode. Siapa yang melontarkan pernyataan adanya jabatan untuk tiga periode. Cak Imin, Zulhas, Luhut, dan asosiasi kepala desa. Nah, mengapa yang didemo adalah Jokowi. Bukannya ini salah sasaran? Atau memang maunya Jokowi lengser, mau logis atau linier alasannya?

Jokowi bahkan sudah melarang menteri bicara soal perpanjangan masa jabatan. Toh masih saja dikatakan, kan bukan perintah untuk berhenti wacana tiga periode.

Menarik adalah, bahwa calon pendemo ini, juga ada ketua umum partai politik yang menyoal ini. Asumsi yang     seolah-olah sudah demikian kebenaran mutlak. Aneh dan lucu, malah lebih tahu dari lingkaran utama Jokowi, malah Jokowi itu sendiri. Kan luar biasa. Kog bisa sikap demikian menjadi dasar untuk berdemo.

Cukup aneh dan lucu, karena dasarnya adalah asumsi yang sudah dibantah dengan lugas oleh Jokowi, namun mereka masih bersikukuh, jika Jokowi tidak demikian.  Kog malah seperti abg yang baperan, kala gadis ingusan melihat pacarnya jalan dengan adik perempuannya.

Hal  senada yan terjadi, bagaimana anak di luar nikah yang terkena stigma  buruk malah anaknya. Kedua pasangan pelaku tindak ngaco malah tidak ada labeling yang setara dengan si anak. Bayangkan anak yang tidak bisa memilih dan menolak perbuatan buruk kedua orang tuanya malah seumur hidupnya menyandang status itu. Administrasi negara juga  mencatatnya.

Eh kedua orang tuanya malah seolah lepas tanpa beban. Bebas berkeliaran, sangat mungkin membuat ulah lagi dan anaknya yang lahir akan mendapatkan cap yang sama. Logika berpikir dan bersikap yang memang sudah soak sejak awal.

Wajar ketika begitu banyak hal buruk malah mendapatkan pujian, pada posisi lain yang bekerja keras malah disalah-salahin terus.  Watak yang sejatinya perlu kesadaran sehingga bisa menempatkan konteks pada tempatnya, tidak salah sasaran.

Jokowi sama sekali  tidak pernah bicara mengenai penambahan masa jabatan atau penundaan pemilu. Yang mengatakan adalah lembaga survey dan orang politik. Lha mengapa kog mau mendemo Jokowi dan malah menyatakan tuntutan untuk mundur.

Jauh panggang dari apa. Wajar sih ketika keadaan negeri ini susah maju. Apa yang dipikirkan, apa yang dilakukan, dan apa yang dinyatakan bisa sangat jauh berbeda. Ada joke dari almarhum Gus Dur, di mana orang Indonesia itu berbeda apa yang dikatakan dan dilakukan.

Korupsi masih saja merajalela karena sikap demikian. Maling dianggap baik-baik saja karena mendapatkan bagian atau sudah sungkan duluan karena pernah mendapatkan sebuah persembahan. Hal yang sangat biasa terjadi di negeri ini.

Pada sisi lain, selalu saja agama itu menjadi kembang lambe, selalu menjadi sitiran baik kata-kata suci, kata-kata bijak, dan juga pakaian. Aktivitas keagamaan adalah utama, namun bagaimana kejahatan dan maksiat juga merajalela. Ini adalah masalah dan penyakit bangsa yang harus disadari.

Demo kenaikan BBM, lha pertamax kan bukan kebutuhan rakyat banyak, itu konsumsi untuk kelas menengah atas. Mekanisme pasar yang menjadi acuan harga. Hal yang biasa naik turun. Mengapa sekarang repot dan ribut?

Ke mana ketika minyak goreng mahal dan hilang dari peredaran? Padahal itu kebutuhan mahasiswa banget. Lauk gorengan itu sangat kontekstual. Ataukah benar ada agenda politis?  

Benar, Jokowi bukan malaikat yang tidak punya salah dan keliru. Namun menghajarnya dengan semena-mena juga tidak benar juga. Bagaimana ia jauh lebih baik di dalam kepemimpinannya. Pembangunan sangat masif ini fakta. Eh malah dipelintir rakyat tidak makan infrastruktur. Ini jelas ketidakdewasaan dalam berpolitik.

Apa iya akan begini terus sih, apalagi yang menjadi motor malah mahasiswa. Memilukan. Logika, rasio, dan berpikir itu adalah harusnya menjadi landasan berpikir dan bersikap seorang mahasiswa. Jangan malah plesetan mejadi mahasewa mendapatkan pembenar dengan sikapnya.

Toh masih banyak masalah bangsa yang jauh lebih mendesak dari sekadar meributkan pepesan kosong pemilu ditunda atau masa jabatan tiga periode. Ini ranah yang lepas dari perjuangan mahasiswa sebenarnya.

Lihat saja dagelan-dagelan politik hukum yang terjadi. Ke mana  para mahasiswa dengan sikap kritis dan cerdasnya? Benar demo itu hak konstitusi, semua boleh mau melakukan demo, tetapi kan ada juga mekanisme lain.

Tetap optimis, bahwa harapan kudu digelorakan, bahwa bisa lebih baik. Ada masa di mana memang keadaan buruk harus dilalui dulu.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun