Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Johnny Plate: Promosikan UMKM Dalam Negeri, Pembangkit Ekonomi, dan Digitalisasi

12 Februari 2022   21:05 Diperbarui: 12 Februari 2022   21:31 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Johnny Plate:  Promosikan UMKM Dalam Negeri,  Pembangkit Ekonomi, dan Digitalisasi

Pandemi masih belum jelas ujungnya. Akhir-akhir ini malah mencapai puluhan ribu setiap harinya. Laporan tanggal 12 Februari mencapai 50 ribu penderita, hanya sehari. Kondisi yang serba sulit, apalagi bagi pelaku ekonomi yang sehari-harian harus ada pemasukan.

Pelaku UMKM banyak terdampak, meskipun memperoleh berbagai insentif dan bantuan, toh keadaan masih juga berat. Ekonomi sempat limbung, belum lagi jika ikut kata oposan untuk melakukan lockdown. 

Salah satu upaya konkret yang bisa dilakukan adalah promosi produk UMKM dengan cara membeli, mengenakan, dan itu sebagai sarana ampuh mempromosikan produk dalam negeri. Ketika kita hanya gembar-gembor mengenai barang, produk, atau hasil dari lingkungan kita, namun hanya berhenti pada narasi, hanya kata-kata, sama juga berteriak di padang gurun.

Contoh konkret, bagaimana tenun itu bisa dijadikan jaket, baju, gaun, dan aneka bentuk kreasi yang bisa dikenakan untuk segala suasana, dan usia. Ini menjadi penting.  Berbagai produk kita itu karena budaya feodalnya sangat besar, sering hanya kalangan elit dan bangsawan saja yang bisa mengenakannya.

Johnny Plate lebih lanjut mengatakan, bahwa promosi produk UMKM dan karya kreatif merupakan sebuah upaya yang juga menjadi prioritas pemerintah dalam Gerakan  Bangga Buatan Indonesia (Germas BBI). Bagaimana konsep dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat itu bukan hanya slogan demokrasi. Ekonomi kerakyatan, saling mengisi dan memperlengkapi, bukan malah bersaing dan saling mematikan.

Potensi  yang sangat besar ini sebenarnya kekuatan. Sayang bahwa selama ini justru malah menjadi kelemahan karena kepentingan politik dan ideologis beberapa pihak.  Lebih bangga produk asing, plesir luar negeri, belanja Singapura. Mejeng dengan belanjaan dari toko-toko terkemuka di kota-kota besar dunia.

Mirisnya itu termasuk elit negeri ini. Mereka malah memberi contoh yang buruk. Apalagi, jika bicara soal boikot ala barisan sakit hati.  Potensi bangsa ini gede, hanya terhambat mental feodal, akhir-akhir ini kepentingan politik ideologi yang memabukkan.

Kekuatan ekonomi nasional ditopang oleh 60% UMKM dari GDP Nasional . Pemerintah sangat serius memberikan perhatian dan dukungan pada kelompok ini.

Digitalisasi

Pandemi membawa sistem perdagangan yang jauh berbeda. Bagaimana orang berubah dari jalan-jalan ke mall, kemudian berganti menjadi belanja online. Kesempatan besar bagi pelaku industri berbasis digital.

Digitalisasi dan pembangunan masif infrastruktur itu juga perlu dibarengi dengan kemampuan atau pengetahuan  dan literasi digital bagi masyarakat.  Satelit, BTS,  tol langit semua sudah dikebut, namun bagaimana rakyat itu tahu dan bijaksana di dalam pemanfaatannya.

Total desa yang ada 83.218 masih perlu penambahan 12.548 yang belum terlayani 4G. Ini pemerintah ngebut demi bisa semua terlayani dengan setidaknya merata. Menyusul 5 G yang lebih luas. Lagi. Nah ini juga perlu kemampuan masyarakat, bukan sekadar menjadi obyek, pengguna, dan konsumen pasif.

Lihat saja  bagaimana lebih dominan hoax, caci maki, fitnah, dan penyebaran berita bohong, demi hasrat kebencian. Padahal peluang besar  penggunaan internet secara positif dan produktif itu penting.

Bagaimana pemanfaatan media sosial bukan hanya untuk ha ha hi hi, namun juga bisa menjadi ajang mendapatkan rezeki. Terbuka sangat luas dunia digital menjadikan uang masuk kantong. Mau menulis, menyunting, atau jual beli, semua dimungkinkan dengan dunia digital.

Postif jelas berkaitan dengan penggunaan.  Media sosial dan internet selama ini dgeber pembangunan infrastrukturnya, jangan sampai malah menjadi ajang untuk merusak negara. Lihat saja bagaimana ceramah agama dengan media sosial namun peuh kebencian dan cenderung politis. Ini jelas belum positif di dalam pemanfaatan media digital.

Produktif. Bagaimana menghasilkan, bukan malah boros karena penggunaan quota untuk menjadi penikmat semata. Peluang menambah doit pihak lain dan konsumen menjadi penonton pasif yang mengeluarkan uang. Mengapa kalau orang bisa, kita tidak.

Ini pening. Kreatifitas itu perlu dipupuk dan dikembangkan. Mau berproses dan belajar terus menerus.

UMKM sebagai sebuah kekuatan memang perlu dibangun dan dikembangkan. Kehendak baik untuk mempromosikan dengan dunia digital yang makin merambah itu menjadikan lebih mudah dan murah.

Dua hal yang menjadi penting dan pembeda adalah pemanfaatan dunia digital secara positif dan kreatif. Selama ini kreatifnya sudah, sayang bahwa tidak dilengkapi dengan positif. Sehingga yang ada cenderung bahwa internet itu negatif.

Tidak heran, ketika ada seruan bahwa perlu pembatasan akses untuk games, beberapa aplikasi, karena orang tua tidak mampu mengendalikan anak-anak mereka. Padahal tidak demikian buruk internet.

Hanya masalah kebijaksanaan dan kesempatan. Hal yang sangat positif namun karena belum mampu memanfaatkan secara maksimal malah menjadi persoalan. Saatnya menghasilkan dari dunia digital, bukan malah mengeluarkan uang untuk beaya, apalagi hanya main dan bersenang-senang.      

Sumber:

Kominfo

Kominfo 1

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun