Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

9 Alasan Demokrat Gagal Menjadi Kuda Hitam sampai Lebaran Kuda

5 Februari 2022   18:41 Diperbarui: 5 Februari 2022   18:49 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuda Hitam: Pexel.com

9 Alasan Demokrat Tidak akan Menjadi Kuda Hitam Sampai Lebaran Kuda

AHY berharap  Demokrat bisa menjadi kuda hitam pada pemilu 2024 mendatang. Hal yang wajar bagi seorang ketua umum memiliki visi bahwa partainya menjadi pemenang di tengah sikap pesimisnya masyarakat secara umum. Keberadaan Demokrat  kini memang tidak dipandang, bahkan dengan sebelah mata sekalipun.

Keberadaan Demokrat sebagai pemenang pemilu 2009 seolah tiada bekas sama sekali. Lebih banyak perbincangan mengenai partai mercy adalah ledekan dan juga masalah mangkrak di masa lalu. Pilunya, mereka ini banyak berlagak seolah paling sukses dan menjadikan mereka enggak mengapresiasi pekerjaan dan hasil kerja pemerintahan saat ini.

2016, SBY dengan penuh semangat dan emosional mengatakan Pemerintahan Jokowi tidak akan bisa menghetikan demo bahkan sampai lebaran kuda sekalipun. Lebay pernyataan politik sekelas presiden, demi anaknya mulus menjadi gubernur. Eh 2022 puteranya, AHY menggunakan kuda juga untuk harapannya. Ternyata Cikeas termasuk penggemar kuda.

Beberapa hal berikut membuat impian AHY bahkan bisa menjadi semata halu. Hal yang mustahil. Mengapa?

Satu, Demokrat khususnya AHY harus mendapatkan tokoh gede, populer, dan minimal mendekati Jokowi pada 2014, atau SBY pada 2004. Tanpa tokoh itu sulit menjadikan Demokrat kuda hitam yang bisa menang atas partai mapan lainnya.

Tokoh sentral ini bisa siapa saja, mau kader atau bukan, yang penting bisa menjadi magnet bagi pemilih kembali melirik Demokrat. Susahnya AHY sekalipun tidak mampu menjadi jaminan pemilih suka apalagi mendukung.

Dua. Perlu perubahan ekstrem kalau mau menang dalam struktur kepengurusan. Lihat saja orang yang tidak memiliki gairah dan visi dalam berpolitik. Hanya bisa berpolemik yang justru sering menyerang kubu sendiri.

Terbaru jelas bagaimana Benny Kabur Harman maunya menabok Jokowi sebagai pemimpin yang lupa jasa menterinya. Kasus Susi Air itu sebenarnya murni bisnis. Sayang anggota dewan komisi III ini terlalu semangat mendapatkan celah, malah menabok AHY sebagai ketua umum. Bupati Malinau yang mengeluarkan paksa pesawat Susi Air itu kader mereka sendiri.

AHY pernah memuji si bupati sebagai kader terbaik. Menjadi bahan perbincangan namun hal yang buruk. Untuk apa coba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun