Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Infrastruktur Digital demi Moto GP 2022 dan Dampaknya bagi Warga

1 Januari 2022   14:53 Diperbarui: 1 Januari 2022   15:08 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Johnny Plate mengatakan, akan menambah infrastruktur digital demi suksesnya balapan motor GP dan juga agar berdampak bagi masyarakat sekitar. Sering orang berfikir bahwa balapan itu hanya untuk kaum berduit. Hal ini  yang tidak boleh terjadi.

Semua kudu mendapatkan keuntungan mau langsung atau tidak. Salah satu dampak yang tidak langsung adalah pemanfaatan rumah-rumah penduduk setempat menjadi hunian bagi pelancong. Home stay, sebagai alternatif dari hotel.

Biasannya, kaum oposan sakit hati akan membuat narasi busuk, biasanya akan menjadikan agenda pemerintah sebagai bahan politik. Yang umum didengungkan, apa dampak bagi masyarakat umum. Nah, ketika sudah dipikirkan demikian, sedikit banyak,  mengurangi berisik dan ribetnya barisan sakit hati yang tidak kenal lelah.

Moto GP jelas itu peristiwa dan tontonan untuk kelas atas, mahal, dan bukan konsumsi kebanyakan masyarakat umum. Toh demi kelas akar rumput juga bisa menyaksikan, perlu adanya siaran langsung. Di sinilah peran teknologi dan internet untuk menjadi pemain utama. Bayangkan, jika internetnya ngaco dan mudah terputus. Siaran langsung tapi tertunda dua detik saja sudah berbeda.

Jangan sampai keasyikan menyaksikan balapan itu tertunda atau bahkan penonton menjadi jenuh atau malah bosan dan kemudian marah. Bisa menjadi preseden buruk dan tahun depan tidak akan ada lagi balapan di sana. Jangan sampai hal itu  terjadi.

Dulu, media tulis terutama, hanya memerlukan kecepatan pengiriman data, tulisan dan gambar penunjang. Toh kisaran 12 jam masih belum ketinggalan berita. Sekarang eranya berbeda. Perlu audio visual yang tercepat dan terbagus.

Peran internet dan infrastruktur digital yang mumpuni. Kecepatan mengirimkan dan kemudian ditayangkan dari seluruh belahan dunia jangan sampai terjeda sedetikpun idealnya. Begitu cepatnya arus informasi dan juga kejadian di dunia kudu tersaji  untuk konsumen pada saat yang sama. Perlu jaringan yang mumpuni benar.

Pengunjungpun, wisatawan dan penggilan moto GP di penginapan ada juga yang  memilih rumah-rumah penduduk jangan dianggap mereka akan tidur saja. Update status, mengirimkan liputan mereka, lagi-lagi  perlu saluran internet yang menjamin kemajaan mereka.

Mereka-mereka ini mau pelancong sekadar penikmat balapan ataupun yang pekerja seperti media tetap memerlukan adanya jaringan internet  yang sangat mereka butuhkan. Padahal tentu saja kita paham bagaimana keberadaan internet di luar Jawa.

Untung ada pandemi, di mana jaringan internet dan digitalisasi semua dikebut. Demi kerja dan pendidikan yang sangat memerlukan keberadaan internet. Jadi, moto GP sudah mendapatkan pondasi dari keberadaan pandemi. Pemerataan     layanan digital sudah dirintis jauh-jauh hari. Kini hanya pemantapan dan penambahan di beberapa tempat.

Bisa dibayangkan dengan 900 pembalap dan ofisial, tentu akan jauh lebih gede lagi adalah, penonton, dan juga pewarta dari seluruh penjuru daerah dan terutama dunia. Ini kesempatan  emas yang tidak boleh disia-siakan, apalagi hanya karena jaringan TIK yang tidak memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun