Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebocoran Data, Vaksin, Jokowi, antara Tabiat dan Politis

3 September 2021   20:16 Diperbarui: 3 September 2021   20:17 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika aksi vaksinasi yang mau digagalkan dengan agama, kesehatan, dan sebagainya ternyata mentah, berubahlah aksi lanjutan. Membuat keruh suasana. Eh masih saja lancar dan tidak takut. Animo untuk menerima vaksin tak terbendung, selalu habis dan habis. Permintaan makin tinggi.

Nah, oposan dan barisan sakit hati kehilangan momentum dong, kalau diam saja. Isu bocor data ini diembuskan. Apa coba urgensinya?  Hanya mau ngisruh.

Saat bersamaan, sedang ramai mengenai penarikan dana utangan dan kemplangan dari masa lalu. Menyangkut keturunan  orang terkuat pula. Juru tagih  kasus BLBI sedang gencar-gencarnya menagih dan menyita. Sangat mungkin mereka enggan membayar dan membuat keadaan gaduh. Pengalihan isu.

Menguat lagi soal Jokowi tiga periode. Demokrat dan PKS yang meributkan ini. Sejalan dengan agenda dua partai ini yang tidak ada habis-habisnya. Ganti presiden, Jokowi turun kan selalu mereka dengungkan. Hal yang mengherankan adalah pas pemilu mereka tidak berdaya. Sekadar ketua tim jur kampanye saja tidak mampu, apalagi kandidat RI-1 atau RI-2.

Mural lapar yang diributkan terus. Kader  partai itu lagi yang mengatakan soal lapar juga. Makin memberikan bukti siapa di balik ini semua.

Hutang negara. Lagi-lagi orang-orang oposan, kelompok yang kontra dengan pemerintah, barisan sakit hati. Penjelasan gamblang, panjang lebar juga tidak bermanfaat, karena memang maksudnya untuk memojokkan pemerintah. Ujungnya adalah pemerintah gagal dan ganti.

Belajar dari ini semua, apa yang layak dicermati dan dipetik sih?

Sikap bertanggung jawab, jujuh, bisa dipercaya sangat rendah. Karena memang bukan haknya ya jangan diambil. Ini masalah mendasar. Sekolah menyogok untuk masuk, menyontek biasa, kelulusan dengan adanya bocoran soal, sejak dini, pola tidak jujur dan sportif sudah ditanamkan.

Lihat penjualan data ala marketing, pembagian data pribadi Denny Siregar, juga data BPJS waktu lampau yang ramai mejadi bahan perdebatan.

Penegakan hukum yang masih tidak serius. Tidak semata pada kebocoran data, semua masalah hukum, terutama maling berdasi sangat lemah. Efek jera tidak ada.

Kerja keras memang memperbaiki tabiat bahkan mendekati menjadi budaya. Lihat saja maling berdasi itu mana pada menyesal? Malah pringas-pringis dan ngeles ke sana ke mari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun