Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tol Langit Jokowi Diwujudkan Johnny Plate

21 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 21 Agustus 2021   06:38 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Tol Langit Jokowi Diwujudkan Johnny Plate

Hadiah ulang tahun kemerdekaan yang sangat fenomenal, ketika groundbreaking stasiun bumi untuk mendukung Satelit Satria. Apa yang telah dilakukan Johnny Plate ini merupakan perwujudan dari salah satu gagasan dalam debat capres 2019. Di mana Jokowi hendak menjadikan Indonesia berdaya saing dalam dunia digital.

Tentu publik masih ingat, kala Prabowo menjadi bahan ledekan saat ditanyakan mengenai unicorn, dan capres Prabowo menjawab, itu yang online-online itu ya? Jawaban masih mengandung pertanyaan.

Tetapi, pada sisi lain juga hal yang sama, Jokowi dijadikan bahan tertawaan, karena konsep pemikiran para rival politik tol langit atau tol udara itu sama dengan jalan tol. Di mana pembangunan sangat masif di periode pertama memang itu.  Sedikit banyak juga sama dengan saat adanya gagasan toll laut, padahal itu kapal yang beroperasi dari ujung barat di Sabang, sampai ujung timur Merauke untuk membawa komoditas dan distribusi barang yang ada di seantero Indonesia.

Tol Langit-Udara

Suka atau tidak, fokus pembangunan berpuluh-puluh tahun itu hanya Jawa-Bali, plus sedikit Sumatera. Dalam segala hal. Tahun 2007, masuk salah satu provinsi di sebuah pulau, jalan hanya berjarak 23 kilo meter dari kota provinsi masih jalan tanah merah. Kemarau debu tebal minta ampun. Hujan sedikit seperti kubangan kerbau.

Pro dan kontra berseliweran mengenai pembangunan infrastruktur. Dalam masa kampaney 2019, malah ada yang mengatakan masyarakat tidak makan semen. Antiinfrastruktur, hanya demi mendapatkan simpati publik dalam pileg dan pilpres.

Itu secara fisik, jalan, belum lagi yang lain. Akses pendidikan, lha sebatas hand phone saja masih susah signal, apalagi bicara internet, seperti hari-hari ini. Ini Indonesia lho, perhatian pusat itu jauh banget.

Bicara harga daging dan juga komoditas lain di suatu tempat sangat tinggi, eh di daerah lain kebingungan pemasaran. Hal yang sangat klasik dan begitu-begitu saja. Lihat saja panen raya harga ambleg, pas pacekoik harga mencekik.

Tol laut menjadi solusi ekspedisi perdagangan. Ini Nusantara yang sangat luas dan kaya raya. Menggunkan kapal sangat besar dan berkeliling Indonesia menjasi sebuah terobosan baru. Ada Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.  Keadilan bagi keseluruhan, bukan hanya sebagian.

Tol Langit lagi-lagi  menjadi bahan olok-olokan, ya karena paradigmanya adalah seperti jalan dan jembatan. Padahal ini adalah jaringan yang ada di langit, di udara untuk menyatukan bangsa ini dalam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pandemi mempercepat keharusan transformasi ini. Kebutuhan akan internet sangat besar, dan itu perlu kecepatan, dan respon dengan segera dari para pemangku kepentingan. Tidak bisa tidak. Lambat sedikit, selesai. Anak negeri menjadi ketinggalan dalam banyak hal, karena pendidikan terkendala.

Pembangunan stasiun satelit bumi yang dimulai dari Cikarang akan menyusul 11 kota lain, demi pelayanan untuk seluruh negeri. Pontianak, Batam, Ternate, Makasar, Kupang, Jayapura, Banjarmasin, Tarakan, Manado, Manokwari, dan Ambon. Ini demi menjawab kesulitan akses telekomunikasi, karena besarnya negeri ini.

Negara kaya yang sempat terlunta karena pola pikir elit tamak, kini mendapatkan akses yang sama. Satelit SATRIA kata Johnny Plate akan melayani 93900 sekolah, dengan pelayanan 150.000 titik  lokasi dengan kemampuan 150 Gigabite.

Pusat layanan kesehatan, Rumah Sakit, dan bentuk layanan kesehatan lainnya yang akan terlayani sebanyak 3700. Kantor desa, kecamatan, kabupaten sebanyak 47900 dapat menikmati persembahan Jokowi dan Johnny Plate untuk digitalisasi.

Pada akhirnya, target akhir adalah pada 2023, 600 titik tersulit sudah terlayani dengan teknologi yang relatif sama di seluruh negeri. Ini fakta yang bisa dicek dan diakses dengan melihat kondisi lapangan.

Satelit ini benar-benar menjadi tol bagi seluruh negeri. Kesulitan karena rawa-rawa, gunung, hutan, sudah terselesaikan dengan adanya Satelit Republik Indonesia, SATRIA. Satelit multifungsi yang menjadi pemersatu seluruh negeri.

Kemajuan itu perlu kerja keras dan terutama adalah keberanian. Jokowi dalam hal ini sangat berani. Pembantunya, menterinya juga harus sama beraninya untuk melakukan apa yang sudah menjadi tugasnya. Membayangkan keadaan negeri ini dengan melihat Jawa saja, terutama Jakarta, ya selesai. Semua seolah sudah gampang, lancar, dan baik-baik saja.

Sama sekali tidak demikian. Luar Jawa, tidak usah jauh-jauh, Lampung saja masih begitu ketinggalan. Ini perlu kerja keras, cerdas, dan berani tentu saja. Tol darat, pembangunan jaan sudah menyeluruh, benar, Jawa masih tertinggi, namun sekarang, semua pulau sudah menikmati, menyaksikan, atau bahkan mungkin merasakan jalan tol yang sangat membantu percepatan dalam banyak hal.

Tol udara atau tol langit menjadi persembahan negara, dalam hal ini Johnny Plate yang melakukan percepatan digitalisasi dalam seluruh aspek hidup bersama. Efisiensi, efektifitas jauh lebih bagus dengan apa yang ada. Dunia digital sangat, mudah, efisien, dan cepat. Masalahnya adalah mentalitas aparatur bangsa ini yang mentalnya masih pramanual.

Dirgahayu Bangsaku, SATRIA menjadi pemersatu yang makin kolistik dan kontekstual. Johnny Plate melangkah dengan berani bersama Jokowi.

Terima kasih

Sumber

Kominfo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun