Tol laut menjadi solusi ekspedisi perdagangan. Ini Nusantara yang sangat luas dan kaya raya. Menggunkan kapal sangat besar dan berkeliling Indonesia menjasi sebuah terobosan baru. Ada Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Â Keadilan bagi keseluruhan, bukan hanya sebagian.
Tol Langit lagi-lagi  menjadi bahan olok-olokan, ya karena paradigmanya adalah seperti jalan dan jembatan. Padahal ini adalah jaringan yang ada di langit, di udara untuk menyatukan bangsa ini dalam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pandemi mempercepat keharusan transformasi ini. Kebutuhan akan internet sangat besar, dan itu perlu kecepatan, dan respon dengan segera dari para pemangku kepentingan. Tidak bisa tidak. Lambat sedikit, selesai. Anak negeri menjadi ketinggalan dalam banyak hal, karena pendidikan terkendala.
Pembangunan stasiun satelit bumi yang dimulai dari Cikarang akan menyusul 11 kota lain, demi pelayanan untuk seluruh negeri. Pontianak, Batam, Ternate, Makasar, Kupang, Jayapura, Banjarmasin, Tarakan, Manado, Manokwari, dan Ambon. Ini demi menjawab kesulitan akses telekomunikasi, karena besarnya negeri ini.
Negara kaya yang sempat terlunta karena pola pikir elit tamak, kini mendapatkan akses yang sama. Satelit SATRIA kata Johnny Plate akan melayani 93900 sekolah, dengan pelayanan 150.000 titik  lokasi dengan kemampuan 150 Gigabite.
Pusat layanan kesehatan, Rumah Sakit, dan bentuk layanan kesehatan lainnya yang akan terlayani sebanyak 3700. Kantor desa, kecamatan, kabupaten sebanyak 47900 dapat menikmati persembahan Jokowi dan Johnny Plate untuk digitalisasi.
Pada akhirnya, target akhir adalah pada 2023, 600 titik tersulit sudah terlayani dengan teknologi yang relatif sama di seluruh negeri. Ini fakta yang bisa dicek dan diakses dengan melihat kondisi lapangan.
Satelit ini benar-benar menjadi tol bagi seluruh negeri. Kesulitan karena rawa-rawa, gunung, hutan, sudah terselesaikan dengan adanya Satelit Republik Indonesia, SATRIA. Satelit multifungsi yang menjadi pemersatu seluruh negeri.
Kemajuan itu perlu kerja keras dan terutama adalah keberanian. Jokowi dalam hal ini sangat berani. Pembantunya, menterinya juga harus sama beraninya untuk melakukan apa yang sudah menjadi tugasnya. Membayangkan keadaan negeri ini dengan melihat Jawa saja, terutama Jakarta, ya selesai. Semua seolah sudah gampang, lancar, dan baik-baik saja.
Sama sekali tidak demikian. Luar Jawa, tidak usah jauh-jauh, Lampung saja masih begitu ketinggalan. Ini perlu kerja keras, cerdas, dan berani tentu saja. Tol darat, pembangunan jaan sudah menyeluruh, benar, Jawa masih tertinggi, namun sekarang, semua pulau sudah menikmati, menyaksikan, atau bahkan mungkin merasakan jalan tol yang sangat membantu percepatan dalam banyak hal.
Tol udara atau tol langit menjadi persembahan negara, dalam hal ini Johnny Plate yang melakukan percepatan digitalisasi dalam seluruh aspek hidup bersama. Efisiensi, efektifitas jauh lebih bagus dengan apa yang ada. Dunia digital sangat, mudah, efisien, dan cepat. Masalahnya adalah mentalitas aparatur bangsa ini yang mentalnya masih pramanual.