Menyoal hal yang remeh temeh, soal warna pesawat. Itu lagi yang kembali menjadi bulan-bulanan publik. Hal yang tidak esensial. Alasannya pun konyol lagi.
Berbagi oksigen, kala keadaan sudah tidak lagi memerlukan itu. Respons yang sangat terlambat. Bagaimana kepedulian dan sikap kritis itu ternyata tidak ada.
Tuntutan yang ditolak ini juga mempertontonkan, bagaimana AHY di dalam menyikapi perbedaan belum bijak sebagai seorang ketua umum partai. Skala prioritas di dalam membangun kebersamaan, bukan malah memperlemah dengan maunya menang dengan sapu bersih.
Padahal dengan membiarkan kubu lain tidak kalah dengan telak itu juga prestasi. Ya sudah, namanya juga anak muda, emosional lebih dikedepankan dari pada rasional. Politik itu sebuah seni dan ada pula diplomasi di sana.
Menebar baliho mungkin membantu, tetapi kala menjalin relasi dan komunikasi saja kedodoran, ya buat apa coba? Perlu jernih dan membangun komunikasi politik yang positif sepertinya jauh lebih baik dan menjanjikan. Potensi ada, eh malah dirusak dengan kecerobohan sepele.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H