Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Johnny Plate dan TV Digital

14 Juli 2021   12:46 Diperbarui: 14 Juli 2021   12:51 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Johnny Plate dan TV Digital

TV digital akan segera menjadi kebijakan yang tidak bisa tidak berlaku. Cukup lama rencana dan wacana ini, bahkan sejak rezim SBY. Tetapi, masa itu kecurigaan proyek demikian kuat, sehingga seolah mentah.

Tidak lama lagi siaran modern, lebih baik, dan juga memanjakan pemirsa sudah akan menjadi kenyataan. Hal yang baik, di tengah pandemi ini, warga sudah selayaknya mendapatkan hiburan yang berkualitas.

Ini sisi teknik, sarana dan prasarana, alat, medianya.  Gambar dan suara yang lebih jernih, bagus, dan sekelas laptop tentu akan sangat membantu menghadapi keadaan yang tidak mudah ini. Penonton  sangat mungkin terhibur dan bisa sejenak melupakan keadaan di luar yang tidak karu-karuan.

Diam di rumah perlu hiburan, ini bicara rakyat kebanyakan, yang mengandalkan media televisi sebagai hiburan murah meriah. Layanan digital jelas benar-benar pas dan bagus sehingga orang bisa kerasan di rumah.

Sisi teknis alat, bisa diterima bahwa itu benar-benar baik, bagus, dan menjadi jaminan untuk orang nyaman menyaksikan tayangan televisi. Sisi lain, apakah sudah demikian, adanya media terutama televisi itu memberikan jaminan mutu tayangan?

Johnny Plate, menyuguhkan dengan kebijakan cepatnya baik, bagus, dan memang wacana sangat lama, banyak produksi televisi sudah sekelas digital, namun apakah isi, apa yang disampaikan sudah sesuai dengan  bagusnya medianya?

Jangan lupakan, sisi penyusupan fundamentalis. Ini sangat bahaya, lihat saja dengan mudah, media televisi menyajikan hiburan kemasannya, namun unsur dukungan pada aksi fundamentalisme dengan demikian kuat.

Belum lagi jika bicara media sosial, seperti youtube, fb, dan sebagainya. Sedikit melenceng memang, namun bahwa ini adalah kewenangan dan tanggung jawab dari Johnny Plate dan jajaran untuk bisa berkoordinasi untuk menindaklanjuti.

Sekian lama terjadi pembiaran. Tentu sangat susah membedakan akar gandum atau lalang dan itu memang perlu kerja keras seluruh jajaran.

Susahnya lagi, keberadaan Johnny Plate bisa saja sendirian di tengah kepungan paham yang berbeda. Ingat, kementrian ini pernah di tangan pihak yang memang berbeda kepentingan. Lembaga yang dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun