Perbedaan yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan ternyata menjadi persoalan yang mengerikan. Tampilan sih sangat biasa dan mudah dicitrakan sesuai kebutuhan kita. Â Namun diriku ini tidak.
Teman-teman lamaku yang tahu aku penggilan fitnes, games, dan traveling mengenalku dengan tubuh atletis dan sangat berisi. Kini semua itu sirna. Aku menjadi gendut, apalagi perutku, menggelambir, pipiku mana bakpao mana pipi tidak tahu lagi. Cambang sudah tidak karuan, mana mau aku bercukur, selain tidak karuan, juga terselip lebih banyak abu-abu uban. Mataku yang duu cemerlang dan digilai para gadis dan lawan jenis, kini cekung, aneh, gemuk tapi mataku cekung.
Kegilaanku main motor dan mobil ke luar kota bahkan luar pulau merusak tubuh dan terutama mataku. Pelarian, atas nama hobi dan pelayanan. Aku ke sana ke mari atas nama ibadah, sejatinya hanya melarikan diri dari kenyataan yang sangat berat ini.
Maaf, aku setiap kali berdua di kamar dengan istriku aku tidak bisa apa-apa. aku impoten. Padahal ketika melihat ibu-ibu atau gadis seksi, mau film atau langsung, toh masih beraksi juga si dedek di bawah sana.
Aku bekerja dan bekerja, sedikit-demi sedikit keuanganku makin mendekati yang lama. Rongrongan keluarga lama istri dan juga keluarga besar istri membuatkan makin frustasi dan menekan jiwaku. Makin parah impotensiku.
Jauh sebelum tragedi atas pilihanku, aku sempat dekat dengan seorang gadis. Kami serius, sudah saling kenal dan aku benar-benar yakin bahwa ini adalah tulang rusukku yang aku cari. Semua berantakan karena prinsip. Itu sempat membuatku mau bunuh diri dan memutuskan mau membiara.
Tradisi hidup membiara dan melajang tidak ada dalam kehidupan agama kami, toh aku mencoba itu. Jelas saja diminta berpikir ulang dan aku melupakan itu ketika asyik berkarir.
Semua hancur berantakan, ketika suatu hari aku terkagum-kagum pada sebuah status media sosial seorang yang aku sama sekali tidak kenal. Sekali lagi ini adalah Kehendak Ilahi, ketika suatu hari kami dipertemukan dalam sebuah komunitas yang mengadakan sebuah acara.
Singkat kisah, kami bisa saling klop dalam banyak tema pembicaraan dan kami begitu dekat secara maya. Aku mulai lagi memperhatikan penampilanku, apalagi ketika ia ledek perutku mau melahirkan kembar empat kapan?
Aku kembali masuk gym dan itu yang membuat istriku bertanya-tanya. Ini ada apa, aku mulai lagi memangkas kumis dan jambang secara rutin, yang serasa sekian abad sudah aku abaikan. Semua berbalik pada masa laluku.
Aktivitas yang dulu menjemukan, satu demi satu aku sukai lagi, ada gairah baru untuk aku jalani. Penampilan mulai lagi aku perhatikan, minuman, rokok, dan jalan-jalan dengan berkendara sendiri ke luar pulau sudah aku stop. Jika ada memilih pesawat atau menggunakan sopir.