Poin kedua, persoalan bangsa ini tidak kalah mendesaknya, dari persoalan yang ada di Timur Tengah sana. Tentu bukan dalam arti mengabaikan persoalan bangsa lain, tetapi mbok yao yang relevan, pada proporsi, dan juga yang rasional.
Bagaimana pertanggungjawaban keuangan donasi yang sudah beredar dan terkumpul. Jangan dianggap sepele lho, ini soal yang mendasar dan sikap bertanggung jawab yang memang minim. Tidak usah bicara Poso, Papua, apalagi Gaza, tetapi bagaimana bersikap tanggung jawab, setia akan konsensus, dan ini sangat mendasar.
Jika kebiasaan bertanggung jawab, konsensus, dan taat azas sudah menjadi kebiasaan, tabiat, dan budaya bersama, yakinlah korupsi juga tidak menjadi persoalan yang berlarut-larut.
Boleh-boleh saja empati, simpati, dan peduli pada bangsa dan negara lain, tetapi apa iya dengan melupakan negara sendiri dan negara lain yang tidak kalah buruknya? Ini lalgi-lagi persoalan.
Jangan sampai malah kebaikan hati bangsa ini dimanfaatkan pihak-pihak yang memang hendak memanfaatkan momentum apapun yang ada. Lihat saja aksi, gerakan, dan aneka narasi yang ada, masalh sangat mungkin bisa membahayakan ketahanan negara.
Di sana, sudah sepakat untuk gencatan senjata, eh di sini malah masih gontok-gontokan, berebut hal yang tidak semestinya. Sama juga dengan memperebukan tulang kosong.
Bersikap adil sejak dalam pikiran, masih perlu diperjuangkan. Jangan bicara toh manusia banyak kelemahan. Lha biasanya menuntut pihak lain sempurna. Tuntutlah dulu diri sendiri.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H