Jika bicara kemanusiaan, ya setiap ada keadaan yang memerlukan bantuan, segera saja bergerak, sekali lagi, Yaman kog tidak bersegera melakukan solidaritas, aksi, atau penggalangan dana. Tidak terdengar Yaman Terluka, atau Sav Yaman dan bendera Yaman ada di mana-mana.
Kasihan. Mau korban yang tidak mendapatkan perhatian, atau juga para donatur yang bisa jadi uang sumbangannya tidak sampai pada tujuan. Toh selama ini tidak jelas juga pengelolaannya.
Kemajuan teknologi sangat terbuka kemungkinan bahwa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang cerdas secara keilmuan, namun lemah dalam sisi spiritual dan empati. Memilih yang dibantu dengan memanfaatkan sentimen dan keadaan tertentu jelas ini masalah sikap batin yang tidak semestinya.
Kala ilmu agama masih sebatas ritual, belum sampai menjadi gaya hidup. Memberikan pedoman dan arah hidup, hanya sekadar retorika di mulut, kemanusiaan masih sangat mungkin terkalahkan.
Manusia hidup di dunia namun terlalu asyik menghitung surga, tidak ada yang salah dengan keinginan itu, namun jangan lupakan hidup di tengah dunia, dinamika dunia juga penting.
Jangan silau oleh kata-kata magis agama namun abai nalar, ketika kepentingan politik dan gairah kekuasaan menjadi lebih utama. Di sana, kemanusiaan dan manusia bisa menjadi korban.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H