Surat Terbuka pada AHY-Demokrat, Apa Pentingnya Politisasi Bipang?
Kepada Ketua Umum Partai Demokrat
Selamat menjalankan Ibadah Ramadan untuk seluruh jajaran Demokrat, semoga berkah.
Mas AHY, awal tahun kemarin riuh rendah mengenai kudeta, upaya pngambilalihan kekuasaan Demokrat dari tanggan sampeyan oleh Moeldoko, yang mengaitkan dengan istana, dalam kontesk ini jelas Jokowi. Sebagaimana kelanjutannya juga sangat jelas.
Toh kemudian ada klarifikasi Jokowi tidak tahu menahu, toh publik juga paham, alur dan akhirnya kek apa. Apakah Pak Jokowi merespons? Sama sekali tidak, sejak aal tudingan, sampai klarifikasi. Mengapa? Itu semua tidak penting.
Nah, kini lagi-lagi Demokrat, terutama para elitnya, pengurus terasnya kali ini, mengopinikan pidato soal bipang dengan berlebihan. Identik dengan kudeta beberapa waktu lalu. Memang, presiden tidak akan  bersusah payah untuk menjawab atau menyikapi.
Masalahnya adalah sikap penghormatan pada pemimpin. Soal baik dan buruk, mengapa sih harus diperparah. Apalagi tidak ada yang keliru sama sekali dengan pernyataannya itu. Ingat presiden itu bukan pemimpin satu golongan saja.
Apa salah, jika mempromosikan makanan nonhalal, toh tidak meminta Lebaran dirayakan dengan bipang kog. Kecuali, mari rayakan lebaran dengan bipang atau sate jamu ala Solo, itu kurang ajar. Â Memangnya, mengubah orang yang menilai itu haram kemudian tiba-tiba menjadi halal? Kan tidak.
Paling tidak, ada dua sikap elit Demokrat yang ngaco, berlebihan minimal. Baca dan dengarlah konteks, bukan bagian-bagian, apalagi malah sengaja melepaskan konteks.
Putin saja tahu babi haram. Lha memangnya Pak Jokowi mengatakan babi panggang halal, bisa untuk lebaran? Ini sudah lebay. Konteksnya adalah  komoditi andalan lokal. Kan kekayaan kuliner kita sangat kaya, pun tidak semua juga tidak mengonsumsi babi, salahnya di mana? Emang, kalau sudah ditawarkan oleh Pak Jokowi kemudian tiba-tiba rakyat pasti membeli?
Terlalu percaya pada pembuat teks. Malah jadi lucu, jangan-jangan pas  SBY jadi presiden, teks pidatonya dibuatin? Jika ia, memangnya salahnya di mana dengan bipang, asumsinya saja sudah babi panggang, bukan yang lain. kog seolah-olah presiden dan stafnya memasukan unsur yang membahayakan iman, keamanan negara.