Cukup signifikan perbedaanya. Ingat, ini soal sentimen, pendukung Jokowi sangat fanatis, dan beda dengan jika itu berkaitan dengan pemerintahan. Penggunaan nama dan jabatan berbeda secara emosional.
Cerdik permainan PKS dibandingkan dengan Demokrat. Oposan yang menggunakan segala isu untuk memojokkan pemerintah. Kesalahan Demokrat, dengan menyematkan nama Jokowi malah menjadikan publik gerah.
Safari politik ini pernah AHY lakukan, justru ketika ia bukan ketua umum partai. Langkah taktis yang banyak memberikan pandangan positif dan simpatik itu malah diganti dengan komunikasi salawi. Eh kini malah jalan itu diambil oleh PKS.
Salah satu pendidikan politik, agar masyarakat tidak terkubukan oleh pilihan politik. Politik itu cair, tidak kaku, rigit, dan hanya hitam atau putih. Cenderung abu-abu karena kepentingan yang menjadi pemersatu dan titik temu mereka.
Pilpres 24 masih lumayan jauh, namun karena banyak tokoh akan sangat mungkin kehilangan panggung, ya bisa terjadi, jauh-jauh hari sudah persiapan. Asyik untuk diikuti ke mana angin politik akan mengarah.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H