Safari Ramadan PKS, Demokrat Belajarlah
Kubu Moeldoko memang hanya membuat gerah. Upaya menuntut AD-ART yang heboh dipembicaraan, pun tidak serius dilakukan. Pemanggilan tiga kali dan tidak hadir. Mau mencabut ragu, sama juga ditolak hakim pada akhirnya. Usaha yang hanya membuat keadaan ribet.
Jokowi terseret-seret karena memang fokus Demokrat hanya Jokowi. Ataukah ini rencana yang terskenario? Â Bisa iya bisa tidak. Demokrat dengan segala cara naik panggung itu, biarlah demikian, yang terjadi publik sudah paham dan makin cerdas.
Lebih menarik malah langkah PKS yang memilih jalan berbeda. Safari mereka kepada partai-partai lain, bahkan PDI-P yang selama ini, untuk pusat lho ya, ada kerjasama. Selalu berseberangan secara politik.
Mereka selalu ada pada kubu yang berbeda. Sepuluh tahun zaman SBY jelas mereka bersama Demokrat di dalam pmerintahan. Ketika PDI-P dengan Jokowi memegang pemerintahan, mereka ada di luar.
Pernyataan-pernyataan, terutama Hidayat Nur Wahid dan Mardani Ali Sera bak api dan air, meniadakan kebaikan pemerintah dan malah ngomporin yang kontra. Hak konstitusi mereka. Â Toh, namanya politik, semua cara bisa dilakukan, dan tidak ada lawan abadi.
Mereka berkunjung ke Gerindra sih biasa, ke PKB juga hal yang lumrah, namun ke PDI-P ini sejarah. Â Hal yang bagus, mendidik anak bangsa melihat politik itu tidak hitam putih. Ingat, ini tidak bicar ideologi atau kebiasaan PKS. Bicara cara komunikasi politik.
Politik itu seni, cara, dan tidak ada yang pasti di dalam politik. Hal yang bisa dengan sangat baik dilakukan PKS. Ini soal komunikasi, sekali lagi. Ideologi mungkin memang model demokrasi yang masih latihan, sangat-sangat cair. Padahal  aneh dan kebalik sebenarnya.
Suka atau tidak, toh PKS ini termasuk partai yang konsisten di dalam garis  berdemokrasi. Mereka cenderung stabil. Bandingkan dengan saudara hasil reformasi mereka lainnya, PAN, Demokrat yang bak roller coaster, malah Hanura sudah hilang. Perolehan mereka pada angka rata-rata yang tidak jauh berbeda.
Jaminan pemilih sudah ada. Ini mirip PDI-P yang memiliki kader dan pemilih militan. Hanya tinggal menjaring para pemilih mengambang dan tidak membuat ulah yang sangat berdampak buruk, seperti korupsi, yang pernah PKS alami. Toh mereka dengan cepat pulih, lagi-lagi bandingkan Demokrat.
Mereka juga oposan tanpa selalu, menyerang pada pribadi Jokowi. Tanggar ganti presiden, tanpa menyasar langsung Jokowi. Lagi-lagi, bandingan Demokrat yang terlalu sering menyematkan apapun isunya pada pribadi Jokowi.