Berapa Lama Partai Ummat Bertahan
Menarik, kembali politikus kawakan ini melahirkan cikal partai baru. Mengapa cikal? Ya karena belum sah sebagai partai politik. Baru sebatas deklarasi. Kepengurusan masih sebatas wakil ketua. Belum ada kepengurusan secara utuh.
Nah dari sinilah, bisa memperkirakan ke mana masa depan calon partai ini. mengapa?
Amien Rais itu piawai bermain politik, politikus ulung, dan capres, ketua MPR, penggagas poros tengah yang sangat fenomenal, salah satu tokoh besar reformasi. PAN itu karena tangan dinginnya. Mengapa mencari pengurus saja demikian sulit? Ini point penting untuk dicermati ke mana arah bakal partai ini.
Anaknya saja tidaklagi percaya. Jelas satu paket dengan besan dan menantunya. Ini sebuah indikasi, bagaimana orang lain juga bisa diyakinkan oleh Amien Rais. Lha anaknya sendiri saja sesumbar yang sangat keras dan tegas kog.
Kedua, ini soal pasar yang ceruknya kecil tetapi pemainnya sangat banyak, dan tidak semua paham politik. Oposan yang selalu dipelihara oleh banyak pihak. Indikasi paling mudah ya angka pemilih Prabowo-Sandi, dikurangi loyalis Gerindra, PKS, dan loyalis Prabowo sebagai militer.
Angka ini jelas tidak cukup gede. Apalagi Demokrat juga mulai mengais-kais di ceruk yang sama. Makin kecil saja.
Ketiga, loyalis Amien dari PAN dan Muhamadiyah tampaknya juga tidak cukup kuat. Terlihat dari susahnya membentuk kepengurusan. Cukup lama kog rencana ini. Terdepak dari partai yang ia bidani oleh anak dan besannya sudah bersikap dan akan lahir partai baru.
Toh sampai harinya kepengurusan juga masih sangat minim. Artinya jelas, tidak cukup manjur apa yang Amien Rais nyatakan. Orang tidak tertarik untuk bergabung.
Keempat, memainkan narasi agamis dalam banyak kesempatan. Menggoreng kisah matinya laskar FPI dan menjadikan Jokowi seolah musuh, tidak cukup membantu. Lagi-lagi ceruk sangat sempit yang dijadikan banyak rebutan. Ada PBB, PKS, PAN, P3, dan Masyumi yang mau lahir. Ini identik malah.
Belum lagi Demokrat yang kehilangan kompas. pembelaan atas penangkapan Munarman memperlihatkan kegalauan Demokrat. Â Tentu kepentingan tidak semata soal pemilih sih. Kajian lain soal Demokrat dan FPI ini.
Kelima, Â apa yang dijadikan Amien Rais andalan, sektarian agamis, sudah jauh memudar. Berbeda ketika 98. Toh waktu itu ia membangun justru nasionalis-religius, aneh kini malah mengambil jalan ekstrem yang malah makin tidak menjual.
Pembersihan anasir-anasir ekstrem kanan makin masif, jelas arahnya ke mana. Nasionalis semakin menjadi pijakan yang lebih kuat. Amien Rais sudah banyak kehilangan basis massa.
Keenam,melihat ceruk yang sangat sempit, ketokohan juga sudah pudar, narasi yang dibangun ultrakanan  itu sudah tidak lagi pada zaman keemasan. Malah sedang pada titik balik untuk kembali pada sikap nasionalisme tulen seperti sebelum-sebelumnya.
Masa depan Partai Ummat tidak akan bisa lebih gede dari PAN. Tidak cukup menjual dengan pilihan-pilihan elit mereka selama ini. Narasi yang dikembangkan usang.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H