Mau mengatakan di depan dari Ganjar atau Gibran? Ah jelas itu terlalu naif. Inilah bedanya politik yang berdasar rasioanalitas dan hanya karena emosional.
Jauh lebih pas, efisien, adalah pos kemenangan di Jakarta. Basis massa di sana, Solo itu solid. Lihat saja Gibran kemarin, pun ketika Jokowi mememangkan berkali ulang pemilihan di sana. Upaya gagal Padi malah diulang.
Belum lagi jika bicara belepotannya pertanggungjawaban soal keuangan. Mau apapun dilakukan, toh publk makin cerdas. Dasar semata asumsi dan riset yang sangat cair. Orang juga makin paham kog, siapa di belakang lembaga survey, kapan dilakukan, siapa-siapa, atau kawasan mana menjadi ladang survey. Semua bisa diprediksikan.
Upaya sih boleh-boleh saja dan itu juga menjadi tamppilan gamblang bagaimana mutu seorang pemimpin. Ini adalah etalase benar-benar bagaimana pribadi itu bekerja atau  hanya pura-pura bekerja.
Pemilih makin cerdas. Pendidikan demokrasi benar terjadi.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H