Dalam profil K saya tulis bukan siapa-siapa itu asli, bener demikian. Saya yang bukan siapa-siapa, hanya butiran debu di jagad K ini. Mengapa saya menuliskan ini? Ada paling tiga atau empat pernyataan di dalam percakapan mengenai soal ini.
Lha terjadi kog ya dalam waktu yang relatif tidak terlalu jauh. Yang pertama itu ada percakapan dalam sebuah grup percakapan. Rekan ini menuliskan sesuatu, lupa isinya apa, saya merespons pertama, karena memang sedang pegang smarphone dan juga longgar. Tidak merespons atas jawaban, malah mengatakan terima kasih.
Lho ada apa? Katanya saya jawab itu sebuah hal yang langka. Padahal saya biasa di semua grup. Ada yang aktif, ada yang aktif banget, ada yang diam saja. Sesuai konteks dan grupnya. Nah, padahal di grup ini juga wajar, biasa bercanda ha ha hi hi dengan banyak rekan.
Mungkin rekan ini pas tidak memperhatikan pas saya becanda dan saling olok, terutama artikel kena lockdown dan cabut label. Â Padahal cukup sering.
Kedua, rekan ini menyangka profil bukan siapa-siapa itu sebatas tulisan di akun K, padahal asli demikian adanya. Siapa sih saya kan di K ini... Ini serius, bukan sombong, lha apanya yang mau disombongkan coba, wong nyatanya memang gak ada.
Saya ini serius, bukan siapa-siapa dan tidak pernah merasa siapa, jadi tidak akan pernah menjaga jarak. Siapa sih saya? Pendidikan, juga masih banyak yang lebih dari saya. Apalagi jika bicara pekerjaan, apalah saya. Gak ada modal dan tampang menjadi lebih dari sekadar bukan siapa-siapa.
Ketiga, nah ini yang membuat saya menuliskannya. Baru saja dan makin yakin untuk menuliskannya. Mengapa? Rekan ini merasa bahagia, bisa bercakap-cakap dengan saya. Lha dalah emangnya saya artis, politikus, atau elit antah barantah, sampai segitunya.
Kembali somboyan saya keluar, karena ini juga rekan Kompasianer. Jangan sungkan, dan sekali lagi, saya ini bukan siapa-siapa. Sama makan nasi, ngantuk juga tidur, haus ya minum kog. Apanya yang perlu ditakuti dan sungkan.
Syukur bahwa saya memang banyak yang mengasihi. Atau kasihan? Ha ha ha beda tipis sih. Seminggu lalu tiba-tiba ada teman yang sudah terpisah tiga dekade eh menghubungi. Sama sekali tidak pernah menyangka. Luar biasa.
Kini ada web tinggal mengetik, kirim publish. Saya tinggal membagikannya pada media sosial. Ini rekan sejak era Orba.
Rekan lainnya mengelola toko dan youtube, saya hanya memiliki akun dan rekan semua yang menjalankan. Â Betapa indah dunia ini, kala penuh dengan kebaikan.
Menjadi saluran berkat, bukan malah menghambat, atau maunya mengumpulkan untuk sendiri. Saya sih bukan siapa-siapa.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H