Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

9 Fakta Kisah Paskah yang Perlu Diketahui

4 April 2021   19:30 Diperbarui: 4 April 2021   19:47 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

9 Fakta Kisah Paskah yang Terabaikan

Paskah, paling dikenal jelas kisah sengsara, wafat, dan bangkitnya Yesus. Paling-paling mengenai penghianatan Yudas. Diselisingi ayam berkokok dan Petrus tiga kali menyangkal. Sekolah Minggu, sekolah teologi, hingga kakek-nenek itu saja yang pasti menjadi bahan pembicaraan.

Padahal, masih banyak dasar historis dan juga tercatat dalam Kitab Suci hal-hal lain. Cenderung sambil lalu,  atau hanya masuk telinga kiri keluar kanan, atau malah tidak masuk. Memang tidak seheboh atau seinspiratif kisah-kisah yang sudah sangat familiar bagi kehidupan bersama di dalam menggereja.

Ada beberapa hal yang cukup unik, inspiratif, dan mungkin terlewatkan untuk menjadi bahan permenungan selama ini.

Pertama. Salah satu yang bersama-sama dengan Yesus saat penangkapan oleh  para prajurit Romawi dan pemuka Yahudi ada yang lari sambil telanjang. Pakaian ala Yahudi kala itu adalah kain yang dibelitkan. Karena ketakutan dan dipegang kainnya, ia lari begitu saja tanpa mengingat pakaiannya.

Menarik karena murid Yesus langsung saja mengalami ketakutan. Apalagi murid yang sudah ribuan tahun berjarak. Kelemahan manusiawi yang tidak perlu disesali, namun bagaimana mengolah kelemahan itu agar tidak menjadi belenggu. Fokus bukan pada titik lemah, namun bagaimana mengembangkan itu agar bisa menjadi peluang.

Kedua, sesal Petrus. Orang mengenal kisah pe nyangkalan Petrus saja. Namun kadang tidak ingat, bahwa ia adalah saksi pertama kebangkitan. Ini adalah fakta. Ia pemimpin dari para murid. Kelemahan bahkan kesalahan menyangkal tidak mempengaruhi status murid yang pertama.

Kelemahan itu bagian utuh manusiawi. Hal yang mungkin juga dialami oleh semua orang. Petrus mampu menepiskan rasa bersalahnya menjadi kekuatan sebagai pemimpin. Tidak terpuruk pada rasa sesalnya saja.

Ketiga, penghianatan ala Yudas iskariot. Orang sampai malu menggunakan nama ini karena pastinya orang tidak mau dicap sebagai penghianat. Lebih miris lagi, ketika ia juga malah bunuh diri usai menjual gurunya sendiri kepada pihak lawan.

Sampai hari ini, aksi demikian masih sering terjadi. Karena malu hamil di luar nikah, gampang, hentikan saja, atau membunuh darah dagingnya sendiri. Ini sama persis, dengan kadar yang lain tentu saja.

Keempat. Perempuan layak berbangga. Ketika para murid laki-laki masih "bersembunyi" para perempuan sudah sampai ke makam. Saksi pertama kebangkitan adalah perempuan. Maria Magdalena bertanya kepada malaikat yang ia sangka penjaga makam. Keberanian, laki-laki jelas tidak berani karena risiko yang tidak kecil.

Perempuan yang sering dianggap lemah, kadang-kadang lebih kuat dan tegar. Tidak kenal takut bagi orang yang ia kasihi.  Kesadaran juga lebih dulu, karena intuisi bukan rasio semata,

Kelima, konspirasi itu ada sepanjang zaman. Penguasa  dan pemuka agama menyuap penjaga dan menyebarkan berita kalau murid Yesus mencuri jenazah Yesus. Hal yang hingga hari ini masih saja demikian terjadi.

Rekayasa demi rekayasa, suap menyuap, dan aneka bentuk konspirasi tetap lestari. Mengorbankan orang demi keuntungan sendiri jangan tanya lagi.

Keenam, makam kosong. Ini sering orang nyatakan sebagai bentuk bukti kebangkitan. Tidak demikian. Makam kosong bisa bermacam-macam alasan. Salah satunya dicolong para murid.

Lebih tepat adalah konsekuensi  kebangkitan adalah makam kosong. Berbeda makna yang tersaji. Karena pemahaman yang lemah, sangat mungkin menjadi salah dalam menjawab dan menyajikan data.

Ketujuh, kekerasan itu tidak menyelesaikan masalah. Salah satu  murid memotong telinga prajurit yang mau menangkap Yesus. Kuping yang terpotong itu dipulihkan. Bahasa kasih mau dirusak oleh pedang. Siapa yang bermain pedang akan terluka. Pernyataan yang sangat tepat. Reputasi Yesus yang mengabarkan khabar suka cita bisa hancur karena kuping.

Petrus yang emosional memang lugas. Sama juga ketika dengan tegas ia menyangkal kenal Yesus. Sikap dan sifat manusiawi.

Kedelapan. Pertobatan karena bahasa kasih. Yesus disalib tanpa mengeluh, ini ternyata membawa pertobatan bagi penjahat yang disalib bersama-sama. Ia mengenal kasih itu nyata dan ia menjadi percaya dan beriman.

Orang kadang tidak sabar, ketika berbuat baik. Merasa sia-sia, padahal belum tentu demikian adanya. Sangat mungkin masih perlu waktu lagi.

Kesembilan. Pertobatan kepala prajurit. Melihat perjalanan dan kesengsaraan Yesus, kepasrahan dan keyakinan Yesus, membuat kepala prajurit malah menjadi percaya. Ia menyadari apa yang ia dan kawan-kawannya lakukan salah.

Kesaksian itu melampaui banyaknya kata dan peneguhan sekadar bicara. Kehidupan di dalam kesulitan yang dijalani dengan tabah dan rendah hati, membuat orang menjadi terpengaruh.

Terkadang kita terlalu banyak omong, memaksakan kehendak, dan menyatakan klaim-klaim, tetapi dalam perihidup dan keteladanan rendah. Miris. Padahal jauh lebih penting adalah kesaksian hidup.

Fokus pada kelemahan, menutupi dengan rapat, dan enggan bebenah untuk berubah. Padahal sangat mungkin dengan menyadari kelemahan bisa berkembang menjadi kekuatan. Sejenak melongok yang berbeda, akan mungkin dapat hal yang lain sama sekali.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun