Menakar Prabowo-Anies Kandidat Pilpres 2024
Desmond J Mahendra, politikus elit Gerindra melihat, potensi Prabowo-Puan, kalah jika dibandingkan dengan Prabowo-Anies. Melihat hasil survey hari-hari ini. Ingat, survey itu sesaat, waktu di mana penelitian dilakukan.
Hasil yang dirilis menempatkan Anies pada posisi strategis dan lebih moncer dari para bakal kandidat lain. Beberapa hal menjadi penyebab.
Pertama, para penjawab survey kebanyakan pendukung Prabowo-Sandi. Mereka akan tetap dengan pilihan mereka, maka survey aroma Prabowo, Sandi, Anies lebih kuat. Bandingkan dengan calon di luar "faksi" mereka, seperti Ganjar, Puan, Risma, atau Jokowi sekalipun.
Kedua, kelompok pendukung Jokowi masih menunggu. Mereka belum punya pilihan pasti, maka tidak menjawab. Kelompok ini masih terbelah, belum menyatu, antara Jokowi tiga periode, menantikan PDI-P menentukan calon, yang biasanya mepet waktuya.
Ketiga, survey-surveyan bukan mainan pendukung Jokowi-PDI-P, sehingga mereka kadang ngasal saja. Merasa masih terlalu jauh.
Hal di atas adalah soal latar belakang hasil survey dan warna serta aroma ke mana angin berhembus. Masih belum bisa diprediksi dengan lebih akurat.
Mengenai hasil survey dan diyakini Desmon untuk lebih menjanjikan duet Prabowo-Anies layak dicermati sebagai berikut;
Satu, kecenderungan koalisi akan identik dengan pemilu yang sudah-sudah, sangat mungkin bertambah atau lompat pagar ala Nasdem. Mereka lebih dulu intens pendekatan pada Anies sejak lama.
Dua, Demokrat yang akan kembali galau  karena slot untuk menjadi salah satu kandidat sudah tertutup. Dengan catatan ini bicara kubu nonKLB, atau AHY dengan SBY yang menjadi kemudi.
Tiga, kecenderungan akan sama dengan pilpres yang sudah-sudah cara bermain politiknya. Sudah tiga kali perhelatan pemilihan dengan cara yang sama. Pilpres 14, pilkada DKI 17, dan pilpres 19. Â Kemenangan hanya pada pilkada DKI, dengan kondisi dan keadaan yang sangat berbeda.
Empat, benar survey mengatakan demikian, namun apakah pemilih sama, identik, dan persis demikian?  Belum tentu. Dua gelaran pilpres menunjukkan itu. Jauh dari  hasil survey.
Lima, keberadaan Prabowo tidak terlihat signifikan meyakinkan publik untuk menjadi pemimpin. Plus gaya politik Anies yang ngoboy dan losstang menjadi kartu mati.
Apa yang dinyatakan Desmon J. Mahesa hanya berdasar satu parameter, dan itu sangat lemah. Partai  lain tidak akan banyak melirik untuk memberikan dukungan.  Tidak sekadar cukup lemah, ini malah sangat lemah.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H