Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Hoax Suap Jaksa

22 Maret 2021   17:50 Diperbarui: 24 Maret 2021   09:36 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Balik Hoax Suap Jaksa dan Kasus Rizieq

Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, penyebar hoax suap jaksa harus diproses. Hal yang seharusnya jauh-jauh hari dilakukan. Mirisnya ini kelihatannya pada orang biasa, warganet yang tidak memiliki jaringan, penggemar ribuan bahkan jutaan, dan pernah memiliki jabatan dan kekuasaan.

Dampak yang ia berikan, dengan hoax-nya, ataupun efek jera yang diberikan dengan penegakan hukum tidak cukup memberikan gaung. 

Berbeda ketika itu adalah tokoh publik, mau figur politikus, artis atau selebritas, pemuka agama, atau mungkin birokrat. Jangan naif, lihat saja postingan mereka pada sosial media.

Jangan pula lupa bagaimana media bisa seenaknya membuat hoax, kemudian menghapus berita atau opini tersebut tanpa merasa bersalah. 

Berlindung di balik UU kebebasan pers dan mengemukakan pendapat namun abai sisi edukasi dari media.

Polisi siber menjadi harapan. Namun apakah demikian pada akhirnya nanti? Masih perlu waktu dan layak diberikan kesempatan untuk seperti apa pada akhirnya nanti.

Kinerjanya akan seperti apa, apakah masih akan sama dengan tanpa keberadaan kepolisian dengan kekhususan itu? Belum waktunya menilai.

Masalahnya adalah, orang-orang biasa, menggunakan media sosial namun tidak paham UU ITE dan juga etika berkomunikasi di dalam dunia maya. Hal ini karena memang gegar budaya, lompatan kemampuan yang tidak sigap diantisipasi.

Keteladanan dan contoh dari elit yang biasa  menggunakan media sosial untuk pansos, pencitraan, dengan cara menghajar pihak yang kuat tanpa merasa bersalah. Mereka punya posisi tawar, jaringan, dan kemampuan mengelak. Nah ketika itu awam? Ya selesai.

Model elit kalau ketahuan belangnya akan mengatakan dibajak. Nah, kalau orang biasa, mana polisi keder untuk mengusut atau percaya dengan pengakuan mereka? Jelas tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun