Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Laporan Kehilangan, Hilang Kambing, Sapi Ikut Melayang

24 Februari 2021   19:04 Diperbarui: 24 Februari 2021   19:09 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan Kehilangan, Hilang Kambing, Jadi Sapi Ikut Melayang

Dulu, ada pameo kalau laporan kehilangan itu malah lebih parah. Kambing yang digondol maling, sapi ikut hilang. Pungli yang merajalela.

Konteks yang sedikit sama, kini atas nama aturan, begitu banyak syarat. Kemarin ada sahabat yang mengeluh. Laporan kehilangan BPKB namun syarat yang harus dipenuhi sangat banyak. Mirisnya, itu semua banyak yang perlu mengelaurkan uang.

Benar, aturan ya aturan. Namun ketika membuat aturan, apakah tidak mempertimbangkan, bagaimana dampak bagi si korban. Sudah khilangan, eh masih juga harus banyak lagi keluar uang, padahal nantinya juga bayar lagi untuk surat pengganti.

Uang mungkin bagi pihak tertentu akan dianggap kecil, Padahal belum tentu bagi pihak lain. Hal yang mungkin hanya sedikit, tetapi kalau banyak ya jadinya kan besar juga nilai uangnya.

Belum lagi waktu dan tenaga untuk memenuhi persyaratannya. Kelihatannya tidak cukup sehari jika itu diurus sendiri. Lagi-lagi beaya, kalau motor sendiri, parkir dan bensin. Lha kalau angkutan umum?

Hal yang akhirnya membuat banyak warga negara tidak tertib hukum. Implikasinya banyak dan besar. Kehilangan ya sudah tidak ambil peduli. Karena memikirkan dampak kerugian yang lebih besar.

Cara lain, menggunakan jasa calo. Kadang aneh, ikuti prosedur tidak bisa mendapatkan hasil. Begitu menggunakan jasa calo, selesai dengan baik. Mirisnya, jauh lebih murah dan tentu tidak capek pula.

Birokrasi berbelit. Pameo bisa dipersulit mengapa dipermudah, masih cukup lekat. Memilukan sebenarnya ketika begitu banyak korban kembali menjadi korban. Sama juga dengan sudah jatuh tertimpa tangga.

Entah sampai kapan perubahan, perbaikan, dan mudahnya birokrasi negara ini benar-benar terjadi. ngakunya semua elektronik. Segala sesuatu terkoneksi, tetapi faktanya semua masih manual. Lha petugasnya mencari huruf A dan S saja masih mikir.

Perubahan memang sudah ada. Tetapi belum sebagaimana idealnya. Masih terlalu jauh untuk mengejar ketertinggalan dari dunia. Negara lain sudah membuat matahari buatan. Di sini masih berkutat mendapatkan ceperan dari siapa saja.

Harapannya, hal-hal yang mempersulit pihak lain sudah mulai berkurang. Segala urusan menjadi efektif dan efisien, sehingga waktunya banyak berdaya guna.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun