Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menuju Artikel ke-3000 dan 3 Juta Pembaca

15 Februari 2021   11:58 Diperbarui: 15 Februari 2021   12:08 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuju 3000 Artikel dan 3000000 Pembaca pada Tahun Ketujuh

Sebenarnya ini hanya sebuah motivasi diri untuk setia pada target. Meleset setahun 500 artikel pada tahun ketiga dan seterusnya dengan berbagai alasan dan kendala.  Paling tidak meleset setahun dengan menjadikan tahun ketujuh memiliki artikel ke-3000, jika sekalian bisa tiga juta hits ya syukur.

Mengapa dari status media sosial  kemudian menjadi artikel? Seorang Kner. Agung Subedjo mengatakan, ayo tularno...saya kenal personal dengan pemilik akun ini, senior di  kampus lama. Sempat barengan dua tahun. Belakangan ia juga ikut Ngompasiana dan sempat dibanned. Ini kelihatannya akun keduanya.

Jadi mikir, jangan-jangan belum berbagi, selain untuk diri sendiri selama ini, cepat saya jawab, setiap hari sudah menularkan itu.

Pertama, motivasi. Dengan setiap hari dan setiap kesempatan menulis, berarti memberikan motivasi pada diri sendiri dan juga rekan Kner ataupun pembaca lain.  Mungkin saja ada yang bosen itu lagi itu lagi, ya itu konsekuensi logis bahwa orang tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Tuhan saja kadang masih dijengkelin sama umat-Nya.

Kedua, berbagi via media sosial tidak banyak berharap ada yang singgah. Tidak cukup signifikan perbedaan, jika akun pribadi yang membagikan. Tetapi, siapa tahu ada yang tertarik, atau memaki juga boleh kog. Berarti ia datang dan mungkin membaca. Ada kesempatan membagikan.

Ketiga, jangan mendongak. Ini membuat motivasi bisa stabil. Jika memikirkan yang di atas, jangan harap berubah menjadi lebih baik, jika mental buruk. Jadikan yang di atas, lebih itu memicu motivasi, bukan malah menakutkan. Saya sama sekali tidak pernah mengintimidasi, atau terintimidasi dengan tulisan atau akun lain.

Jika memang mampu sih tidak masalah. Berani bermimpi  untuk menjadi apapun, termasuk dalam dunia tulis menulis. Pemenang Knival, atau menang event ini dan itu.

Keempat, jangan berharap sama dengan akun lain. Semua mendapatkan jalan masing-masing. Bahasa Om Eyang Pram, tulisan menemukan takdirnya sendiri. Nah, dulu, saya mendapatkan "keberuntungan" pada pekan pertama, menuliskan soal toleransi haram dan ramai, bahkan masih gemetar jika ingat kala itu. pertama nulis, dibaca seribu, TA pula. mau apa sampai bingung.

Jalan berbeda bisa membawa tulisan dan akun pada muaranya sendiri. Tidak akan ada yang sama. Porsinya masing-masing, tidak bisa diciptakan atau dipaksakan.

Kelima, jadi diri sendiri. Belajar bukan mengubah otentitas tulisan, atau cara menyampaikan gagasan, namun memperbaiki kelemahan. Membaca semakin banyak artikel akan memperbaiki diri dengan sendirinya, tanpa menjadi orang lain. Kekhasan ini menjadi penting.

Keenam, tekun, setia, dan tahu diri. Perlu dipahami, K-iana perlu  hidup, perlu marketing, dan perlu menjual brand. Nah di sini menjadi penting, apakah tulisan itu ikut membantu  penjualan atau tidak. Atau apakah momen   tertentu keberadaan penulis itu penting atau perlu diganti oleh penulis lain. Jangan baper ketika tidak mendapatkan label atau hits gede. Kalau merasa sayang ya hapus saja, pindah platform lain/

Ketujuh, jadikan tulisan itu yang utama, label, Krewar, hits itu bonus. Yang penting itu menuangkan ide, gagasan, pemikiran, dan orang lain paham. Semua akan mengikuti, percaya saja. Jangan mudah patah semangat hanya karena tidak ini dan itu.  Masih ada   jalan. Lha opini Kompas saja tembus di K malah tanpa label kog.

Kedelapan, banyak membaca. Ini kunci untuk semua hal. Mengapa? Pengetahuan dan akhirnya juga pisau analisis itu karena membaca. Apapun baca dulu, soal manfaat pada saatnya kan ketemu. Tidak usah pilah pilih.

Kesembilan, ini baru belajar, mengelola hater di mana ini bisa menjadi kekuatan untuk menggeluti dunia media sosial. Asli dulu keder menghadapi hal demikian. Masih ingat ketika dikomen rektor saya minta bantu Almarhum Aldi  Arifin untuk menjawabkannya. Ternyata di mana-mana ada dan menjadi penting menyikapinya.

Kecenderungan mereka itu tidak menghasilkan apa-apa, namun merusak lapak, demi mematahkan semangat. Model demikian, jangan beri porsi untuk mematikan kreatifitas. Berbeda jika lebih rajin, lebih baik mutu tulisan, dan lebih berkelas, jangan macam-macam. Jawab saja normatif.

Kesepuluh, ini bukan menggurui, bukan mau merasa lebih dari segalanya dengan menuangkan tulisan ini, karena ada yang meminta ya akhirnya tuangkan saja dalam artikel. Saya bukan siapa-siapa. Capaian ini karena kebersamaan dengan keluarga besar di K.

Semua adalah guru, semua adalah murid, dan semua memiliki kesempatan yang sama. Saya bukan siapa-siapa dan pernah juga ngeri melihat reputasi Kner, kini, semua sama saja. Jadi, ketika ngeri melihat artikel saya, atau akun saya maaf, saya bukan bermaksud mengintimidasi dan menakut-nakuti, belajar dan berkembang bersama.

Semua pasti bisa. Berkarya soal hasil biarkan Semesta yang mengurusnya. Tidak ada yang mustahil jika mau bekerja keras.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun