RIP Sampun Sepuh Sanget Manula
Khabar duka itu begitu beruntun. Rekan, bapak rekan, dan kini teman menulis. Beberap hari lalu ada khabar jika Bapak Suwandi dengan akun Sampun Sepuh Sanget Manula itu sedang dalam perawatan, ada video di mana beliau sedang menunggu dan menuju ruang perawatan.
Langsung menghubungi dengan pesan lewat media percakapan, tidak mendapatkan balasan. Sangat bisa dimengerti. Semalam, pukul 19, puternya menjawab sambil memohon doa, bahwa beliau ada di ICU sejak tanggal 5 yang lalu.
Berkali-kali pula beliau meminta tulisan dan ulasan saya mengenai banyak tema, terutama saya ingat soal Ahok. Masih menyisakan satu pesanan yang belum saya tulis, kalau tidak saya dulu ada migrasi dari K, sehingga error cukup lama dan media percakapan atau inbox di K tidak bisa dibuka lagi.
Beberapa waktu ini, beliau tidak bisa lagi menulis di Kompasiana karena akun beliau diblokir oleh sistem Kompas. com, jadi bukan Kompasiana, nampaknya karena komentarnya yang lugas dinilai tidak bijak.
Terakhir kemarin, beliau memesan tulisan mengenai rumah sakit di She Cia Zhuang yang membuat rumah sakit atau rumah hunian sementara yang sangat efektif, efisien, dan relatif murah. Sangat tepat bagi bangsa ini yang sangat sering mengalami bencana dan memerlukan bantuan.
Relasi dalam media percakapan, kami sering berdiskusi dan ketika ada yang bermasalah, beliau hubungi pribadi. Sempat beberapa lama Kner Mike Reysent hilang dari peredaran, beliau langsung hubungi dan kemudian aktif lagi.
beberapa kali mengirim video dan gambar sensitif, dulu bom Surabaya, dengan peringatan jangan dikirmkan lagi ya. Sambil pesan tulisan mengenai peristiwa itu.
Lugas, keras, dan lucu ketika berbicara masa lalu, merasa banyak nakal katanya, dan paling takut kepada puteri bontotnya hanya karena dipelototi. Hobby mancing dan suka ke lautan untuk menyalurkaan hobi, pernah menawari untuk diajak mancing ke laut, belum sempat terlaksana, Tuhan berkehendak lain.
Tidak akan ada lagi yang Mas Susy tulis dong mengenai ini, yang pas menuliskannya, ada greget dan pembahasan berbeda. Kemudian ada mengatakan, sudah membaca, sayang tidak bisa meninggalkan jejak.
Kami merindukan candaan di grup yang tidak akan pernah tergantikan, sapaan khas yang tidak pula tergantikan.
Selamat Jalan Bapak  Sampun Sepuh Sanget Manula, bahagia bersama Bapa di surga. RIP. BD
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan
https://www.kompasiana.com/manula
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H