Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Layak Jadi Presiden, Ini Memang Serangan Politik

10 Februari 2021   13:58 Diperbarui: 10 Februari 2021   14:41 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihat media saja membuat judul , Menghajar Ganjar dengan Soal Ujian. Media, lho Ganjar sendiri mengatakan model demikian itu murahan, jika memang politis. Apalagi pihak pembuatnya sudah mengatakan itu jauh sebelum Ganjar menjadi gubernur, karena konon 2009.

Lha ada pihak lain yang malah menyoal Mendiknas dan Menag untuk dievaluasi. Lebih politis ini dari sekadar jawaban dan respon dari Ganjar sendiri. Melebar ke mana-mana.

Wong bisa kog menyebut nama lain, Ronald misalnya, atau Karel atau Peter, kan jelas tidak akan menimbulkan polemik. Nama Ganjar juga bukan nama pasaran, seperti Budi, Agus, Joko, atau Andi. Wajar tanpa tahu waktu orang langsung bereaksi ini politis, menyasar Ganjar adalah Ganjar Pranowo, ingat politik dan agama itu banyak pengidap mabuknya, sumbu pendek untuk gampang disulut.

Lepas ini politis atau tidak, bukan bagian utama kajian ini, tetapi anehnya bangsa ini adalah, ketika pejabat atau pemimpin itu bekerja malah dihabisi. Orang-orang yang tidak bekerja malah didiamkan saja, tanpa ada tindakan untuk menyadarkan mereka. Persoalan dan cara pandang serta bersikap yang ngaco seperti ini yang membuat kemajuan yang mau diraih kembali  porak poranda.

Politik kepiting dengan menjadikan yang kecil sebagai tunggangan dan yang sudah naik dijatuhkan sudah waktunya ditinggal. Apalagi, jika menggunakan media pembelajaran sebagai sarana politik praktis.

Warga yang sensitif, mudah terbakar memang harus diedukasi. Penyiapan generasi sensi dan sumbu pendek ini sengaja, ada yang merancang, dan ada yang memberikan keluasaan. Kesadaran bersama untuk menjadikan perubahan lebih baik.

Dikit-dikit ngamuk, penghinaan, pencemaran nama baik. Pada sisi yang lain, jangan lupa bahwa ada yang memang perilakunya muna, naif, dan menggunakan segala cara dan kemudian berbalik atas nama demokrasi. Jangan sesisi melihat keadaan yang kadang naif.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun