Hal itu kini tidak lagi berlaku. Semua warga negara berhak menjadi apa saja, bukan soal agamanya, namun kapasitas dan kemampuannya di bidang yang memang cakap. Nada sumbang juga masa lalu dari FPI. Narasi ngaco Novel Bamukmin menyatakan, kalau mau dicintai umat Islam harus membebaskan Rizieq. Hal yang bertolak belakang dengan penerimaan NU.
Bayangkan jika Oktober presiden mengirim surat ke DPR dengan nama Komjend Listyo. Apa yang terjadi? Toh itu tidak penting. Hanya sebagai pembanding, ketika kondisi berbeda ada pernyataan Novel Bamukmin begitu. Posisi kuat, hampir bisa dipastikan demo, menduduki gedung DPR atau istana.
Siswi di Padang Menolak Jilbab
Menteri Pendidikan Nadeim Makarim menyatakan, copot pejabat yang memaksa siswa nonmuslim berjilbab. Langsung tegas dan lugas, padahal ini juga sudah terjadi dan tidak pernah melakukan hal yang demikian.  Lagi-lagi ini karena  kondisi yang berbeda.
Apa  yang akan terjadi jika kondisi berbeda. Ini kan sudah berkali ulang, sikap setegas ini belum pernah terjadi. kembali lagi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika akan menjadi ciri hidup berbangsa
Di Depok tiba-tiba heboh pasar khusus, kampung Turki yang mengadakan perdagangan dengan tanpa uang rupiah, namun menggunakan dinar dan dirham. Sudah bertahun lalu. Mengapa kini kembali ramai? Kepolisian dan kejaksaan juga turun. Apakah selama ini mereka tidak tahu? Jelas tahu, hanya kondisi yang lainlah yang membuat mereka kini proaktif.
Semua bergerak, semua bersikap, dan lembaga-lembaga yang terkait menyikapi dengan satu suara. Rupiah menjadi alat pembayaran  satu-satunya, apalagi sekelas pasar. Hal yang seharusnya demikian, sejak dulu-dulu dalam menyikapi keadaan yang berlandaskan selain Pancasila.
Pendirian Kantor Pengurus NU di Petamburan
Hal luar biasa. Bagaimana bisa demikian, jika mereka masih eksis atau berkuasa. Hampir bisa dipastikan mereka akan ribut dan geger. Padahal jika asli agama, tidak akan mungkin demikian.Lagi dan lagi semua sudah berubah. Kembali kepada jati diri bangsa.
Harapan itu makin jelas, bahwa Pancasila akan menjadi satu-satunya ideologi bangsa. Tidak ada yang salah dengan agama pun Pancasila. Â Jangan kemudian menjadikan sila-sila Pancasila seturut tafsir masing-masing yang ngasal dan ngaco.