Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jual Nasi Goreng, Mengecat Kolong, dan Jasa Konsultan Politik

26 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 26 Januari 2021   06:31 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Beye juga bukan citra pekerja lapangan, bukan nasi goreng yang seharusnya ia tampilkan. Namun bagaimana ia memimpin pasukan, memimpin rapat, mengawal jalannya sidang kabinet misalnya.

Detik.com
Detik.com
Apa yang ditampilkan itu bukan apa yang biasa mereka lakukan. Akan sama jika Jokowi dicitrakan parlente di tengah-tengah sidang PBB misalnya, malah sangat tidak menjual secara politik. Lain jika itu adalah SBY atau Anies.

Semua ada porsi dan kekuatan masing-masing. Jangan malah maruk mengambil citra pihak lain. Identik dengan Yusril main ke pasar. Semua tampak lucu, aneh, dan malah jadi tertawaan. Sandiaga Uo juga gagal ketika ia masuk ke  pasar. Mungkin seumur-umur ia baru ke pasar kali itu, jadi canggung dan malah ngaco. Memilih pete untuk wig, maunya ngelucu  malah nggeblak karena menjadi bahan olok-olokan.

Padahal Sandy sangat pas masuk pada komunitas pengusaha, di tengah-tengah pabrik, atau mahasiswa di kampus. Tidak malah memaksakan masuk pasar yang ia malah jadi tertawaan. Ini ngaco namanya.

Konsultan politik yang mampu memoles apa yang aslinya kelemahan menjadi kekuatan, bukan sebaliknya. Kekuatan dikemas menjadi sangat besar dan menjanjikan. Ini hal yang memang bisa dilakukan oleh profesional. Salah satunya keterlibatan lembaga survey juga.

Selama ini lebih banyak pelaku politik dan partai politik malah berebut ceruk yang sempit dengan pemain banyak. Salah satunya berebut kelompok fundamentalis, ultrakanan. Sangat sempit namun yang berebut banyak. Mereka puja-puji dan membela FPI salah satunya adalah ini, suara mereka. Padahal secara signifikan tidak jelas, militansinya pun patut diragukan.

Menyerang bak babi buta pada pemerintah, khususnya Jokowi, dan pada kader partai lain yang sangat moncer kerjanya. Ada Ahok, Risma, apapun yang mereka kerjakan akan mereka hajar ramai-ramai. Hal ini jelas malah membuat pemilih antipati dan menjadikan iklan murah meriah bagi tokoh yang dihajar terus itu.

Pilihan politik cemar asal tenar, seolah menjadi sebuah pilihan favorit, meskipun berkali-kali tidak menjual. Ini soal kreativitas dan memilih dengan cerdas apa yang harus dilakukan. Efektif dan tepat guna. Salah-salah ya malah jadi bahan tertawaan yang tidak akan selesai.

Zaman modern, semua ada spesialisnya, tidak lagi era di mana semua hal dikerjakan ramai-ramai pasti bagus. Tidak juga benar. Biarlah profesional turun untuk memoles. Lha aplikasi android saja bisa memperbaiki wajah yang belepotan. Atau perias bisa mengubah nenek 66 tahun baik gadis usia 25-an, politik pun saatnya demikian.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun