Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Nasi Goreng Versus Martabak, Pak SBY Layak Belajar dari Tukang Ini

25 Januari 2021   06:02 Diperbarui: 25 Januari 2021   08:28 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik Nasi Goreng Versus Martabak, Pak SBY Perlu Belajar dari Tukang Kayu

Tiba-tiba saja, akhir pekan lalu ramai dengan postingan nasi goreng ala SBY dengan banner sangat gede. Di mana SBY dan almarhum Ibu Any sedang menggoreng nasi. Andi Arief sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas pemenangan Demokrat "menggoreng isu" keadaan sulit. Sah-sah saja sebagai upaya politis demi mungkin 22 dan pastinya 24.

Hari sebelumnya KPU dan kota Solo sedang penetapkan pasangan walikota muda mereka untuk lima tahun ke depan yang dijabat Gibran. Semua juga paham siapa di balik nasi goreng dan tukang martabak ini. keduanya sama-sama memiliki bapak presiden dua periode pilihan rakyat langsung. Sama-sama orang kuat dan tenar.

Perbedaan yang ada, pada pilihan jalur politik dan kehendak perjuangan panjang. Bagaimana itu memberikan sebuah simbolisasi yang sangat kuat mereka pada jalur politik yang sama namun dengan cara yang cukup ekstrem berbeda. Tidak salah, itu adalah jalan yang dipilih dan ditempuh oleh kedua orang tua juga kedua si pelaku, AHY dan Gibran

Kala Gibran sudah menunjukkan jati diri dan potensi personal, seorang walikota terpilih, memang masih sangat dini jika menilai apa dan siapa Gibran saat ini. Sama sekali belum bisa. Namun sudah ada upaya untuk mempertontonkan diri sebagai seorang pemimpin dengan menjadi walikota. Bisa sukses, bisa pula gagal.

Ekspektasi publik termasuk parpol tentu sangat besar. Bisa menjadi bumerang dan dilema bagi Gibran yang masih cukup muda. Untungnya adalah landasan pembangunan Solo yang sudah mapan, jelas, dan terukur membantunya untuk lebih mudah menjalankan ide dan gagasannya.

Jangan dianggap ini mudah dan ringan, justru berat karena orang pasti akan melihat dan kemudian membandingkan dengan bapaknya. Reputasi yang jauh berbeda, pengalaman, dan cara bertindak yang lain pula. Ini bisa menjadi beban sekaligus tantangan.

Melihat perubahan sikap terutama dalam berpolitik, bukan tidak mungkin ia akan sukses di dalam memimpin Solo. Terlihat jelas ketika wawancara menjelang pelantikan Jokowi 2014 lampau, ia sangat sinis pada media, pun pada politik kelihatannya. Tetapi usai pilkada DKI dan AHY safari politik ia sudah sangat luwes menjawab media, cenderung politis bahkan.

Pasti ia diperintahkan Jokowi untuk menemui, toh ia mengatakan pada media, saya  kagum pada Mas Agus, senang bisa menemui, dan mohon izin bapak diperkenankan. Diplomatis politis yang sangat menjual. Kemarin, usai pilkada dan ada tudingan ia ikut dalam bancaan tas bansos juga kelihatan cara menjawabnya. Memang masih mentah dan kelihatan aslinya yang sinis, toh  sangat membantu membuat publik susah mengulik lagi.

Potensi masalah lain, adalah limpahan kejengkelan pada Jokowi juga terimbas kepadanya. Hal yang sudah biasa ia hadapi bersama dengan Kaesang sang adik. Taktis dalam media sosial, ini berjarak, nanti perlu persiapan ketika ia harus wawancara live, hati-hati agar tidak terjebak permainan kata pengulik media.

Ia memang tidak "memiliki" partai politik, namun cukup kuat ada kekuatan politis di sana. "Pemaksaan" pencalonannya dari pusat bisa dibaca ini adalah kehendak Mega, jauh memiliki kekuatan poliitis dari pada sekadar partai kecil yang ia miliki misalnya. Toh reputasi PDI-P semua sudah paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun