Mereka tahu diri dengan kondisi yang memang makin sulit. Salah satunya adalah batalnya tuntutan ke PTUN mengenai pelarangan mereka. Pasti mereka paham dengan baik, bagaimana semua elemen kini sedang bersama-sama memperbaiki keadaan, dan keberadaan mereka tidak ada yang membela sama sekali. Kesulitan mencari pengacara andalan yang sudah memiliki reputasi, seperti Paris Hotman dan Yusril tentu membuat mereka sadar dan tahu bahwa ini adalah kekalahan yang sudah di depan mata.
Kasus demi kasus seolah dibeberkan di depan mata, ada kasus afiliasi DAESH, afiliasi terorisme, penguasaan tanah di luar prosedur, eh tiba-tiba SP3 dugaan percakapan asusila kembali dibuka, pembelaan sepi. Hanya satu dua elit yang tidak berdampak. Rekam jejak mereka berubah haluan juga sangat kental, artinya mereka juga tidak akan percaya dengan pembelaan semu itu.
Harapan baik, bahwa semua komponen anak bangsa sedang bersama-sama menyelesaikan salah satu sumber masalah di dalam hidup bersama, yang bernama ormas, ilegal, intoleran, dan Antipancasila. Susah melihat praperadilan akan dimenangkan HRS, karena melihat alasan-alasan di atas.
Pertunjukan itu pasti ada akhirnya, tayangan akan usai, dan itu memang akan demikian dengan melihat banyak tanda-tandanya. Drama panjang itu kini usai.
Terima kasih dan salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI