Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mega Mendung Sesuram Rizieq-FPI, dan Keberanian Itu Menular

24 Desember 2020   14:04 Diperbarui: 24 Desember 2020   14:07 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua kali kisah Mega Mendung menjadi sandungan Rizieq. Satu,  kerumunan yang ada. Ini masih juga menyisakan polemik dan pantun berbalas antara Ridwan Kamil dengan Mahfud MD. Apakah berlajut atau tidak, toh Rizieq kalah dan menyerah, tidak ada perlawanan berarti.

Dua, Mega Mendung, PTPN kembali meminta haknya yang dipakai Rizieq untuk membangun pondok pesantren. Sejak 2017 sudah diupayakan kembali, toh masih alot dan tarik ulur. Momentum yang pas, tepat, dan perhitungan yang masak, kini surat dilayangkan, semua sudah selesai.

Senja itu mulai menampakan diri. Jemawa dan seolah semua bisa dikendalikan akhirnya rontok. Kata-kata tukang obat yang membuat Rizieq yang gede, berkuasa, bisa menggerakan orang beribu-ribu itu selesai sudah. Upaya anak buahnya melakukan aksi-aksi dengan sigap ditangkap satu demi satu. Elitnya bergilir mendapatkan undangan dan juga status baru.

Padahal siapa menyangka semua akan berani menyatakan penolakan pada Rizieq dan FPI. Kekuatan tekanan massa mereka begitu dasyat. Lihat saja aksi 212, 411, dan beberapa kegiatan mereka. Seolah hukum itu bisa mereka kuasai. Pelaporan demi pelaporan yang menjerat Rizieq dan elit mereka seolah menguap begitu saja. Kini, semua berubah. Satu demi satu hilir mudik mendatangi Mapolda atau Mabes Polri.

Pertunjukan mesti berakhir, di atas langit ada langit, prinsip yang seolah dilupakan oleh Rizieq dan FPI. Melanggar hukum, memaksakan kehendak, atau mengatur pihak-pihak lain untuk sejalan dengan gagasannya adalah hal  harian. Tanpa berpikir bahwa ada pemantik keberanian  yang membuat semua berantakan dan semua selesai.

Satu demi satu pernyataan mundur dari FPI  sama deras dengan pengakuan mendukung dengan tindak melanggar hukum.   Senja tidak akan bisa dipaksa untuk sejenak mundur. Lampu sebagai pengganti toh tidak mengubah malam sebagai siang.  Salah sendiri dalam bersikap dan mengambil peran adalah kondisi yang memang harus dijalani Rizieq dan FPI.

Semua sudah berakhir. Tidak akan ada lagi yang bisa menyelamatkan, Segala usaha malah makin menyusahkan bahkan membahayakan diri dan Rizieq. Pengguna jasa pasti menarik diri dan menjaga jarak, pemodal dalam aksi-aksi juga sama saja. Menarik diri karena tidak mau ikut-ikutan terdampak.

Semua sudah selesai. Masa depan baru berbangsa tampak lebih cerah.

Terima kasih dan salam

Susy  Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun