Di Balik ILC Acara Media Oposan yang Kehilangan Gairahnya
ILC mengatakan pamit pada tayangan semalam. Masih banyak versi dan prediksi akan seperti apa acara itu ke depan. Karni Ilyas sebagai pelaku media kawakan tentu tidak akan serta merta pensiun, melihat fenomena acaranya yang demikian menjual. Selain tanya akan ke mana, sebentuk tanya pula mengapa mendadak berhenti.
Berhenti dan pamit sih bisa dalam konteks untuk tahun ini selesai, dan kembali tayang tahun depan. Hal yang sangat biasa dan logis toh ini akhir tahun. Rehat sejenak, di akhir tahun hal yang biasa saja, kisaran tiga minggu, usai sepanjang tahun bergelut dengan berbagai tema tentu melelahkan.
Serius berhenti karena keputusan manajemen media yang menaunginya. Hal yang sangat mungkin, karena media juga perlu penyegaran. Tingginya rating dan iklan toh tetap mereka pahami akan ada titik jenuhnya juga. Mumpung masih di atas bisa saja dihentikan, biar ada penantian dan suatu saat dibuka lagi. Ini salah satu kemungkinan.
Tekanan di balik layar. Sedikit teori konspirasi. Oposan kali ini sedang dalam kondisi krisis, susah bergerak, karena apa yang mereka sajikan cenderung ngasal dan bukan hal yang esensial. Lebih cenderung pokok beda dengan pemerintahan. Tidak heran ketika banyak ledekan acara yang mengaku banyak melontarkan kritiik tanpa solusi, atau sebuah tawaran alternatif.
Penonton bisa saja jenuh karena bintangnya itu-itu saja, apapun temanya pembahasnya ya Zon, Rocky Gerung dan kawan-kawan. Susah untuk melihat ILC sebagai sebuah ajang diskusi dan pro kontra yang lebih berbobot lagi.
Urusan pemanggilan sebagai saksi korupsi. Ini bisa juga menjadi alasan, karena bisa ke mana-mana jika benar terjadi. Media yang menaungi enggan terlibat dan ikut kena noda. Mengakhirinya menjadi pilihan yang sama-sama enak.
Kemungkinan Karni sebagai pembawa acara akan sangat identik. Susah melihat TvOne membuka acara ini tanpa Karni Ilyas, sebaliknya berbeda. Karni sangat mungkin tampil di tempat lain. Lihat dan ingat dengan Najwa yang identik dengan MetroTV toh bisa hengkang. Kemungkinan ini sangat terbuka.
Media lain, Youtube misalnya. Ini sangat mungkin juga. Penggemar Karni dengan segala kontroversinya jelas sangat memikat. Jangan sampai potensi ini lepas dan hilang jika terlalu lama vakum. Mendapatkan bayaran dari iklan dari YT cukup terbuka lebar dengan kemampuan mengolah narasi, isu, dan kadang juga prediksi. Ini sangat potensial.
Pindah TV. Ini juga sangat mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin model apapun di Indonesia ini. Kesetiaan sampai akhir susah diharapkan. Apalagi jika bicara uang. Ideologi saja bisa dengan mudah beralih.
Berbeda format dengan model berbayar sehingga lebih eksklusif namun juga membuatnya makin menguntungkan secara finansial. Jaringannya makin menjanjikan dan tentu saja namanya makin berkibar dan lebih berkelas, bukan semata gratisan.