Eits jangan sensi dulu, yang gak suka lebih baik minggir, dari pada tanpa baca kemudian komen dan gak nyambung. Malu lho. Dua tema ini lagi panas baik di media ataupun media sosial. Memang sih ada kaitan dan bisa juga demikian. Pemahaman secara umum demikian. Ah tetapi  berlebihan juga, apakah segitunya juga kesaktian Ahok dan Tuhan Mahadil dan Mahakasih itu di mana?
Narasi yang berkembang Rizieq menyerah karena takut, sebagaimana kata pihak kepolisian dalam konferensi pers. Wajar kutipan ini menjadi bumbu paling menyedapkan terutama bagi pegiat media sosial yang memang sudah gerah dengan perilaku Rizieq dan FPI.
Takut kan wajar, manusiawi, dan tidak ada yang salah. Timbul tanya adalah, saat menyaksikan kilas balik perilaku Rizieq dan kawan-kawan selama ini. Urusan yang berbeda.
Hangat yang lain adalah pembahasan kata-kata Ahok kala  menghadapi persidangan. Ia mengatakan yang melawannya akan dipermalukan satu demi satu. Pegiat medsos, artis media sosial kemudian mendaftar siapa saja yang dulu ada kubu berseberangan dengan Ahok. Kelompok yang membawa Ahok ke kursi pengadilan dan kemudian menjalani dua tahun penjara.
Ini semua kembali terungkit karena Rizieq adalah salah satu pionir yang paling keras, lantang, dan membawa pasukan terbesar untuk demo berjilid-jilid. Muaranya semua sudah paham, dan kini keadaan itu berbalik.
Apakah benar demikian adanya? Tidak. Sama sekali tidak, menurut hemat saya bukan demikian adanya. Â Semua itu konsekuensi logis atas perilaku pribadi, bukan pembalasan Tuhan untuk Ahok karena Tuhan bukan pembalas.
Toh ada juga yang malah moncer dan naik  kelas sangat tinggi. Siapa dia, juga pada paham kog. Artinya apa? Ya keadilan Tuhan itu bukan sebagaimana kaca mata manusia. Model manusia kan menyenangkan, memuaskan, dan memberikan kegembiraan itu sebagai keberhasilan, Tuhan berpihak, dan merasa benar. Padahal belum tentu.
Ahok juga manusia biasa, yang punya salah dan kelemahan. Ia tidak malati, bukan orang yang berbisa dan membuat pihak lain celaka. Itu semua yang dikatakan didorong emosi, bukan karena kebenciannya. Lihat saja perilakunya selama ini, tidak memberikan cerminan demikian.
Daftar panjang yang masuk bui atau  mengalami pengalaman naas itu semua karena perilaku mereka sendiri. Konsekuensi logis atas perbuatan mereka sendiri.  Beberapa nama yang disebut itu berkasus hukum karena korupsi. Hayo memangnya apa ada kaitannya dengan Ahok, kan tidak. Mereka maling dan wajar kalau masuk buruan KPK dan masuk penjara.
Semua agama mengajarkan Tuhan itu Mahakasih, Mahaadil, membalas jelas kaca mata dan hak prerogatif Tuhan bukan kaca mata dan penilaian manusia. Lihat saja hujan toh semua mengalami. Matahari juga menyinari Rizieq sekaligus Ahok, tidak ada yang kena sinar lainnya tersinari. Pun hujan dan angin, semua mengalami yang sama.
Rizieq takut? Jelas dan pasti, siapa yang tidak takut pada polisi dan hukum coba, apalagi selama ini perilakunya bisa diketahui sendiri. Seperti anak yang ketangkap basah lagi nonton bokep padahal janjinya belajar. Lihat saja cara ia duduk di depan meja petugas atau matanya ketika memasuki mapolda. Berbeda jauh banget dengan keseharian selama ini.