Akhir panjang drama Rizieq Shihab akan menemui ujungnya. Masih mungkin ada drama sih, namun harapannya adalah selesai ini dan ikuti proses hukum selanjutnya. Beberapa hal cukup menarik di balik penyerahan diri itu, yang seolah kontraproduktif dengan apa yang biasa ia sampaikan dalam pidato-pidatonya.
Tanpa menyebutkan "pelarian" 3.5 tahun ke Arab Saudi, kisah sebulan ini pun seolah mengaduk  dunia terutama media sosial. Pro dan kontra, kemudian malah menjadikan posisi presiden yang tidak ada sangkut-pautnya harus diikut-ikutkan. Nuansa politis lebih lekat dari sekadar penegakan hukum dan kesehatan sejatinya. Demi menekan potensi penyebaran covid, jangan dulu berkumpul. Fokusnya kan itu sebenarnya.
Pengerahan massa penyambutan, pengajian, dan pesta pernikahan itu kan sebenarnya bisa diminimalisir. Toh banyak pula orang pulang tanpa sambutan gegap gempita. Pengajian pun selama pandemi tetap berlangsung, toh tidak demikian heboh. Tanpa bicara isi ceramah lho ini. pesta pernikahan yang seolah "menantang" dengan cara yang provokatif.
Di balik itu semua, membawa begitu banyak korban, baik karir, kesehatan, dan juga bahkan hingga nyawa. Miris sejatinya, padahal apa sih susahnya mengaku jika positif, sebagaiamana KH Said Aqiel Siradj juga mengalami dan mengumumkan secara terbuka. Tidak ada masalah malah mengurangi potensi masalah. Malah menghindar dan membuat RS di sana ribet urusannya.
Beberapa hal yang menjadi keprihatinan adalah,
Jelas soal kematian enam orang pengawal Rizieq. Jika saja kooperatif, tidak lari-larian, memenuhi panggilan polisi tentu tidak terjadi hal demikian. Nyawa melayang dan malah menimpakan kesalahan pada polisi. Padahal kan tanpa menyalahkan kepolisian pun bisa, meskipun enggan mengakui terlibat. Lha ini malah tidak merasa bersalah, menyalahkan penegak hukum, dan mencari-cari pembenar. Ingat bukan mengatakan polisi pasti benar lho, Â kan masih dalam proses propam.
Membawa korban terjangkit covid, mau langsung atau tidak, toh demikian banyak, dari gubernur, wakil gubernur, petugas KUA, dan direktur RS di Bogor. Itu yang media dengar dan bagikan. Belum lagi yang tidak dikenal dan bukan siapa-siapa. Sangat mungkin mereka ini tidak akan menarik jika diberitakan. Potensi meninggal pun sangat terbuka.
Memang belum ada penelitian secara spesifik bagaimana dampak langsung yang berkaitan dengan Rizieq Shihab itu membuat angka penderita covid di Jakarta relatif tinggi setiap harinya. Tetapi paling tidak, sedikit banyak ada pengaruhnya untuk membawa pada angka tinggi tersebut.
Beberapa pihak terkena dampak jabatan dicopot dan diganti. Ini masa depan orang dan keluarganya bisa berakhir dan berantakan. Tanpa mengulas drama pemrov dengan copot dan malah promosi, toh dua kapolda dan dua kapolres seketika dicopot. Masih banyak lagi yang terkena masalah di kantor karena perilaku  satu orang ini.
Karir orang itu juga membawa gerbong keluarga lho. Gagal dalam kerja itu hal yang biasa, banyak dialami, namun ketika itu hanya karena ulah segelintir orang dan demi hasrat pribadi, kog mengerikan. Sangat mungkin membuat anak menjadi luka batin atas pengalami yang mereka alami. Â
Solidnya TNI-Polri. Mereka seia sekata di dalam menegakan hukum. Terutama usai pencopotan dan penggantian kapolda. Ketegasan Pangdam Jaya untuk menurunkan baliho Rizieq Shihab dengan serta merta diikuti banyak daerah juga melakukan. Penolakan kedatangannya ke daerah-daerah makin masif.