Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

8 Alasan Membaca Masa Depan Gerindra Usai OTT Menteri KKP

25 November 2020   08:33 Diperbarui: 25 November 2020   08:37 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keempat, rupa dan wajah asli Gerindra terpampang dengan gamblang. Mereka selain tidak mampu juga korup juga ternyata. Selama ini susah menilai mereka dengan terbuka, jelas, dan apa adanya, karena ada pada posisi di luar pemerintahan. Eh baru juga setahun sudah ketahuan.

Susah mengeluarkan stigma ini.  Susah hanya  untuk keluar, apalagi membersihkan dan menghapusnya. Lihat Demokrat label itu  masih saja dibawa-bawa apapun isu yang mereka angkat.

Kelima, Prabowo ikut terkena dampaknya. Mau nyalon 2024, secara matematis, hitung-hitungan kursi masih terbuka. Belepotan dengan nama satu ini juga berdampak. Bagaimana ia adalah orang kepercayaannya. Cukup dekat personal untuk tidak terkait dengan Prabowo sebagai kandidat dan calon presiden. Tmbah "cacat" bawaan yang akan dieksplorasi rival politik.

Keenam, sangat mungkin juga ini adalah pembersihan lawan-lawan politik untuk 2024. Siapa dalang dan sutradaranya? Bisa siapa saja, yang berkepentingan 24 sangat banyak dan itu masih perlu data untuk melihatnya sebagai sebuah simpulan yang sahih.

Ketujuh, Gerindra susah dipercaya soal penanganan korupsi. Fadli Zon dan Prabowo pernah mengatakan korupsi oli pembangunan. Benar juga dalam konteks umum, di tengah gencarnya pemberantasan korupsi sangat naif gembar-gembor demikian. Itu terkonfirmasi dengan kadernya yang kena OTT.

Kedelapan, cenderung politis, tetapi toh dampak bagi Gerindra sangat besar. Hati-hati menyikapinya. Penanganan yang mereka belum pernah mengalami.

Berbeda dengan PDI-P, Golkar, dan mereka sudah sangat lihat bersikap sehingga tidak cukup menggerus suara di pemilu. Mereka tidak lebih  bersih, tetapi sikap mereka menghadapi itu dengan bijak dna baik secara politis, sehingga dampaknya tidak gede bagi partai.

Demokrat, juga belepotan, mereka langsung terjun bebas. Nah apakah Gerindra maunya demikian? Jika iya, wah kasihan juga.

Melihat cara menangani kasus  Gerindra biasanya dibiarkan begitu saja, menghadapi di dalam kesendirian. Akankah ini juga demikian, jika iya, susah juga. Dampak yang dicitrakan dari sana sangat besar.

Prabowo dan Gerindra hati-hati bersikap, jangan emosional ala Fadli, Habiburohman, dan juga Andre untuk maju menanggapi pancingan wartawan.  Bisa berabe. Pilihlah kader yang bisa membawa diri sebagai bahan kampanye untuk ke depan. Salah bersikap menjadi tertawaan.

Ini bencana bukan semata Gerindra dan Pemerintahan, namun fakta bahwa korupsi masih begitu menggilanya. Perlu penanganan lebih serius dan lebih garang lagi, apalagi jika masih bernuansa politis, ya akan sama saja terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun