8 Alasan Membaca Masa Depan Gerindra Usai OTT Menteri KKP
Pagi-pagi, ketika memikirkan artikel untuk Hari Guru malah mendapatkan khabar KPK OTT Menteri KKP. Miris, di tengah banyak badai eh ini menteri aktif malah kena OTT. Baru juga setahun lebih sebulan. Kasusnya sendiri masih belum terbuka dengan gamblang, mencoba mengulik perpolitikan yang sangat mungkin terjadi.
Gerindra bisa habis di pilkada dan 2024, jika penanganan dan sikap mereka sebagaimana perilaku Fadli Zon dan Andre Rosiade. Mereka cenderung tidak mau tahu keadaan, seperti anak kecil yang pokoknya korpsku benar, tidak mungkin salah, dan pihak lain pasti yang berbuat itu.
Model mencari kambing hitam dan menimpakan kesalahan pada pihak yang tidak mereka sukai. Cara penyelesaian masalah yang mulai dicibir banyak orang, bahkan rakyat biasa sekalipun. Era terbuka, internet murah meriah, menyembunyikan kebenaran sangat sulit.
Nah jika model demikian yang digunakan untuk mempertahankan Gerindra, ya wasalam, tinggal menunggu waktu untuk ikut suram. Ini krusial.
Berbeda jika model Muzani atau Desmond, yang cenderung memberikan pembelaan dan tangkisan dengan lebih normatif, berimbang, dan logis. Mereka-mereka ini yang harus diberikan panggung oleh Prabowo dan Gerindra agar citra mereka yang tercoreng bukan malah ditopengi dengan keburukan atas pembelaan bak babi butanya.
Mengapa Gerindra bisa habis?
Pertama, ini soal kapasitas. KKP itu moncer di bawah Susi Pudjiastuti, semua pihak menyorot ke sana atas kiprah luar biasa. Eh diganti, dan kog ya partai oposan kemarin, lagi-lagi mata publik fokus seperti apa kinerjanya. Ternyata jeblok, eh malah kena OTT pula. Kapasitas yang memang Gerindra miliki rendah, ingat point di atas, jangan sensi dulu,
Kedua, OTT, susah melepaskan diri dari jerat OTT, mau politik, hukum, dan sebagainya susah. Bagaimana jerat ini kemungkinan besar mau peradilan dan penjara. KPK tidak akan sembarangan dan gegabah mempertaruhkan reputasi jika OTT bisa digagalkan di tahap-tahap selanjutnya. Poin bagi partai dan pemerintah sangat krusial.
Ketiga, bagian pemerintah yang OTT paling cepat dan awal, baru juga 13 bulan, eh sudah kena tangkap. OTT pula, dan di tengah gencar-gencarnya pemerintah berupaya menyelesaikan pandemi korupsi, pun corona, masih juga selevel menteri kena tangkap.
Lagi-lagi reputasi pemerintah dan juga partai terimbas sangat kuat. Â Miris sebenarnya, ketika harus berlomba pada prestasi malah ini pada korupsi.