Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fugitive Porn, Tukang Jamu, Jadi Ingat PrabNoDick

14 November 2020   19:59 Diperbarui: 14 November 2020   20:00 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbeda jika ke kedutaan  tanpa turun ke jalan tidak bisa. Melalui media sosial tidak akan ada tanggapan. Dampak yang mau dituju jelas tidak sesuai ekspektasi.

Melihat postingan lucu, aneh, dan maaf naif memang cenderung banyak yang tidak paham. Penggeraknya juga enggan memanfaatkan momen ini, karena susah untuk membalikan keadaan untuk menyerang pihak lain seperti biasanya.

Dekat dengan momen 212, rencana reuni yang sudah mulai diperdengarkan, hal yang jangan sampai kalah meriah, masih ada setengah bulan, dikurangi acara mantu, bisa menggembosi acara sendiri. Menilai dilupakan saja hal ini. Ada yang lebih gede tentu saja sasarannya.

Porno dan buron, labeling yang menghancurkan reputasi. Ketika dikatakan overstay saja ngamuk, meradang, dan akan menuntut siapa saja. Apa malunya overstay coba? Bandingan dengan buron dan porno lagi.

Tukang obat marah, overstay marah, ketika buronan porno kog malah diam. Aneh dan lucu, yang lebih memalukan diam saja, tidak mau mengerahkan massa, atau menuntut ke mana-mana. Atau benar dugaan jika ini adalah permainan Barat? Sangat terbuka segala kemungkinan.

Potensi masalah jika ada demo berkali-kali, Australia mendapatkan keuntungan. Jangan lupa, Barat tetap suka dengan Indonesia yang seperti dulu, lemah, tidak berdaya, banyak elit yang korup dan mudah disuap, dari pada sekarang yang serba susah untuk mendapatkan celah untuk bisa mengeruk kekayaan.

Berkaitan dengan tukang obat dan perseteruan Maher dengan Nikita mereka merasa tidak perlu ikut campur. Pilihan cerdik, atau culas, terserah. Iyalah apa untungnya bagi kelompok mereka, toh pembelaan Maher malah menjadi blunder. Sama juga dengan jargon revolusi sebelum akhlak dulu, yang potensial dianggap makar. Cepat-cepat direvisi.

Wajar ketika hari-hari ini, mulai banyak berseliweran di lini massa media sosial, bagaimana meledek FPI tidak paham bahasa Inggris, karena diam saja dijadikan judul burunan porno lagi. Dalam artikel lain saya sudah menuliskan akan ada bantahan atau klarifikasi sebagaimana  biasanya, eh tidak ada juga. Biasanya cepat sekali ketika menyangkut hal-hal yang dianggap menyinggung nama baik dan nama besar mereka.

Apakah usai mantu akan ada aksi jalanan lagi, dengan dasar judul media Australia?  Tampaknya tidak, karena masih mau menggalang untuk 212, reunian yang sangat monumental.

Buronan porno lebih elok dari pada tukang jamu dan overstaykah?  Olah ternyata....

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun