Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY Belajarlah pada Fahri Hamzah

9 Oktober 2020   11:06 Diperbarui: 9 Oktober 2020   11:09 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melawan kondisi yang sangat kuat, saat ini malah menjadi bumerang. PKS dan Demokrat menggalii kuburnya sendiri. Kesalahan yang mungkin ada itu bawa ke MK bukan malah demo dan anarkhi. Sangat mungkin disusupi olehkepentingan lain. Memang ke MK sangat tidak populer dan media tidak suka dan mengekspos besar-besaran.

Kini, semua mata dan penilaian akan menuding Demokrat di balik rusuh di mana-mana. Mosok yang demikian mau dijual sebagai bahan kampanye pilkada dan 24? Kembali politik cemar asal tenar dipakai, padahal sudah tidak lagi laku.

Belum lagi, dua pekan ke depan, ketika angka penderita positif covid meningkat tajam karena klaster demo mengemuka. Tudingan kepada Demokrat akan kembali menjadi-jadi, siapkah AHY menahan serangan ini? Atau malah akan blunder lagi? Layak ditunggu dan asyik pastinya.

Pengalaman Fahri sebagai mahasiswa pergerakan cukup membantunya dalam melihat kondisi politik dengan lebih jeli.  Dukungan itu dihitung, bukan hanya asal dukung dan selesai. Kalkulasi masak demi kepentingan politik tentu saja.

Hal demikian yang jauh belum dikuasi AHY. SBY mungkin pernah sukses dengan caranya ketika menelikung  Megawati, kondisi berbeda. Lagi-lagi politik copasan menjadi gejala.

Permainan politik berbeda dengan permainan militer, hal yang belum bisa AHY pahami, alami, dan pelajari. Semua berantakan karena kurang pengalaman juga. SBY kehilangan feeling berpolitik. Tentu karena kehilangan almarhum Ibu Ani yang sangat mungkin adalah penasihat potensial, juga karena usia.

Pengalaman AHY juga masih relatif hijau, selain masih dalam dan mengambil bayang-bayang SBY atau Yudoyono Senior.  Pilihan-pilihan bagi konstituen itu penting, bukan malah demi pemikiran mereka saja. Masih ada waktu untuk 2024, ketika cara seperti ini salah, mengapa tidak mencari cara lain.

Fahri memberikan pembelajaran penting. Politik itu balik badan biasa, tidak usah takut atau malu. Atau ini rancangan untuk caper agar mendapat perhatian? Bisa saja.

Politik Indonesia memang unik dan asyik untuk  melihat pergerakan para pelakunya yang sering naif. Layak ditunggu ke depan.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun