Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mumtaz Rais dan Maklumisasi Arogansi, Jadi Duta Penerbangankah?

15 Agustus 2020   06:39 Diperbarui: 15 Agustus 2020   07:24 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih memilukan lagi, pribadi ini juga pernah menyatakan di depan publik kalau ia siap menjadi menteri. Bayangkan, ketika seorang pengarep menteri namun mempunyai kepribadian demikian. Susah ia melihat memiliki sebuah bentuk pengabdian.

Benar satu kasus tidak bisa menjadikan penilaian bisa utuh. Namun kisah teguran kru pesawat ini serius. Tidak paham aturan, kondisi, dan kedudukan. Kan jika mendesak bisa memberi tahu kru  terlebih dahulu, ini jelas lebih berkelas dan layak menjadi pejabat tinggi.

PAN dan Ikut Campur.

Ini lebih mengerikan, bukan lagi miris. Yang dikatakan ikut campur itu wakil ketua KPK. Ingat KPK itu tugasnya bukan hanya ngurusi maling uang, tetapi juga termasuk dalam hal penggunaan kekuasaan untuk melakukan perilaku curang.

Peristiwa ini termasuk dalam konteks korupsi secara luas. PAN membela bak babi buta yang malah mempersulit keadaan. Sekali lagi, jika memang mendesak dan sangat penting, jauh lebih baik dan bijak memberitahu pihak kru, kan tidak berkepanjangan.

Sikap wakil ketua KPK ini jelas benar, keselamatan penumpang juga penting dari sekadar korupsi uang negara lho. Pesawat juga milik negara pula. Kan harus dijaga bersama, kalau dia tidak terlibat malah secara moral dan legalitas dipertanyakan. Sikap petinggi antikorupsi, membiarkan perilaku korup di depan mata. Bagus, maju terus Pak, jangan takut.

Makin jelas dan mudah, secara politis, Jokowi dan partai pendukung tidak perlu menerima keinginan PAN dan Mumtaz untuk menjadi menterid an bagian kabinet. Hanya peraturan dan komunikasi saja berantakan. Apalagi memikirkan yang jauh lebih besar.

Atau jangan-jangan nanti Mumtaz akan sama dengan yang sudah-sudah menjadi duta Garuda demi penerbangan aman. Muak masyarakat melihat perilaku arogan malah menjadi duta ini dan itu. ingat kisah-kisah berkepanjangan yang sudah-sudah.

Paling nanti atau besok akan ada konpres dan pernyataan maaf telah membuat gaduh, bukan seperti itu, dan lagu sumbang senada. Berharap kepolisian menindaklanjuti sangat kecil. Paling akan mengatakan kesalahpaham semata.

Menanti pihak KPK yang bergerak lebih keras lagi untuk menjadi sebuah pembelajaran bersama termasuk bagi  warga masyarakat, jika perilaku demikian terus menerus didiamkan. Susah meminta masyarakat awam, akar rumput tertib namun elit ugal-ugalan.

Apa bedanya dengan perilaku penjajah Belanda jika demikian. miris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun