Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Kangmas Jokowi "Cupir Pesta" Ical?

28 Juni 2020   15:28 Diperbarui: 28 Juni 2020   15:21 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Hanya Pesta Ical?

Tidak juga. Jokowi benar-benar cuci piring dalam konteks yang amat luas. Tidak semata piring gelas, amun juga periuk, wajan, kuali, bejana, dan tetek bengek lainnya. Pesta ugal-ugalan masa lalu dengan segala kondisi dan keadaannya.

Pembiaran, bagaimana JS ini bukan kasus satu-satunya. Ke mana BPK dan OJK jika berkaitan dengan keuangan. Catatan BPK yang baik-baik itu ternyata amburadul. Berapa saja pemerintah daerah dan kementrian diberi label WTP tetapi tidak lama kemudian ketangkap tangan KPK, tangkap tangan lho, bukan hanya pengembangan kasus. Ini serius.

Evaluasi yang lemah. Jangan bicara soal  pengawasan. Lha evaluasi saja seolah tidak ada. Soal Jiwasraya BPK pernah mengatakan ada kesalahan. Lha mereka di mana selama ini? 

Jangan bicara periode lama, bukan kami. Bekerjalah sebagai lembaga bukan orang per orang. Ketika dulu ada kesalahan, ya tuntutlah, bawa ke meja hijua. Ini zaman internet, rekam jejak begitu mudah diakses, jangan bicara seolah zaman batu.

Prosedural mengalahkan kebenaran yang hakiki. Sepanjang prosedur sudah dijalani, meskipun ada kesalahan di sana dianggap benar. Sistem padahal tidak demikian jika mau profesional. Ini mengelola negara seperti mengelola rukun warga secara amatiran dan karena tetangga sendiri ya sudahlah. Utang asal dikembalikan, mau berapa lama juga tidak apa-apa. Uang dari  ngutang juga lagi.

Tahu sama tahu, mirisnya kadang malah saling sandera karena memang banyak berkasus. Pilhak atau lembaga ini diam saja karena juga menyimpan borok dan bobrok yang sama parahnya. Hal-hal demikian yang membuat susah dikendalikan dan diperbaharui.

BPK malah diisi kebanyakan orang agal menjadi anggota dewan. ironis, bagaimana kepercayaan kepada dewan oleh publik itu sangat rendah. Mereka ini kebanyakan gagal dalam calonan, dan malah naik kelas dengan sangat ekslusif dalam menjaga keuangan negara. Sejatinya bukan hanya BPK, lembaga lain juga demikian. orangnya itu lagi itu lagi. Mekanismenya yang harus diubah.

Kerja keras mencuci piring masih jauh dari hasil akhir. Terlalu banyak piring kotor, eh sabun minim, air crat-crit, dan tenaga habis terkuras masih mengurus para tikus yang tidak takut menjilati piring yang mau dicuci.

Energi Kangmas Jokowi memang luar biasa. Seolah sendirian di dalam mengatasi piring kotor dan tikus yang mengotori piring, plus para pestawan yang mau kembali berpesta. Jam pesta sudah usai tapi masih banyak yang ndlosor karena kekenyangan enggan pindah.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun