Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Motivasi di Kompasiana

19 Juni 2020   19:32 Diperbarui: 19 Juni 2020   19:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin, seorang rekan senior, bangkotan bahkan, geli juga jengkel, karena label pilihannya dicabut. Padahal jika bicara label itu kaitannya dengan K-reward. Lah di tengah pandemi begini lumayan, bisa buat potong rambut katanya. Apalagi pagi tadi, sudah masuk angka lima ribu.

Paling lucu itu komentarnya dalam media percakapan, lha buat apa bully Susy ketika ia juga mengalami. Ha..ha.... Ini sih sebuah candaan, bukan seriusan kalau soal bully atau apa. Wong cabut label bukan barang baru. Kata rekan lain saya sih jawaranya cabut label. Iya, lha sepuluh tulisan mulus semua ada birunya itu bagi saya jempolan, alias tidak pernah, hiik hik hikk...saya sih tahu diri kapasitas saya.

Ilustrasi di atas sih cenderung candaan bukan sebuah hal yang serius. Lebih agak lama, dua hari lalu, ada yang membuat status dalam media sosial, rasa syukur dan senangnya dua bulan akhirnya masuk artikel utama atau HL-AU. Lagi-lagi ini bagi saya adalah hal yang luar biasa. Boro-boro dua bulan, lha satu semester lho tanpa HL. Tahu diri dan kapasitas saya sih.

Lebih lama lagi, ada sebuah tanggapan, bagaimana katanya K-reward itu tidak seberapa. Jauh dengan blog pribadi atau sebagainya. Senada dengan itu adalah sepinya K, soal hits yang susah naik dan beranjak. Sangat bisa dipahami. Toh itu terjadi dalam banyak hal dan segi dalam kehidupan pun akan demikian.

Jadi teringat teman, kelihatannya sudah pernah saya jadikan ilustrasi juga. Dia biasa main ke karaoke dengan teman-temannya itu. Bisa dibayangkan berapa doit untuk sekadar dua tiga jam. Berapa yang harus dikeluarkan dari dompet dengan segala ubo rampenya. Suatu hari ini menemani temannya yang bekerja markir. Bagi hasil dengan pemilik toko lagi. Temannya ini juga yang biasa ngolor kabel juga.

Ketika menerima uang dua ribuan, dan ia mengembalikan seribu karena parkir masih seribu, ia tata dengan sangat rapi. Ujung yang menekuk diluruskan lagi, semua ditata dengan sangat penuh perhatian, sehingga seperti orang bank. Tidak ada yang terbolak-balik. Penuh perhatian.

Kawan saja jadi teringat, lha kalau main di karaoke, uang segitu itu dapat apa. Mana pernah kepikir dan peduli keluar uang untuk ruang, minum, dan juga membayar pemandu. Soal sikap dan penghargaan.

Sama juga ketika di Kompasiana. Mau mengejar hits dan K-reward itu juga hak dan boleh-boleh saja. Kecewa ketika labelnya dicabut yang berarti tidak dapat reward juga boleh. Tidak ada yang melarang. Atau ada yang penting selalu pilihan dan kalau tidak mendapatkan label kemudian dihapus, itu juga hak K-ner. Tidak ada yang salah. Wong di syarat dan aturan juga tidak ada dilarang mengejar K-reward dan label kog.

Ada pula mungkin K-ner yang menjadikan label atau AU sebagai tujuan, tulisannya dipersiapkan dengan matang, mencari dasar dan fakta dengan sungguh-sungguh. Itu sah juga, tidak ada bedanya dengan apa yang saya lakukan, pokok ketik, tayang, tidak main edit-edit lagi. Sama saja, dalam konteks mendapatkan hal yang sama. Tidak ada yang lebih atau kurang.

Nah masalah adalah ketika memaksa harus ini dan itu. Contohnya saya yang biasa menulis gaya bebas sehingga hasilnya ya begitu itu, memaksa K-ners lain ikut-ikutan ala kadar kan cilaka. Atau saya dipaksa untuk mendapatkan hasil AU, bisa sampai mencret malah tidak jadi tulisan. Pernah karena teman selalu mengatakan mbok diedit, minimal typo-nya, ya bisa hanya beberapa hari, kemudian lupa lagi.

Ini adalah soal kebiasaan, pembiasaan, dan juga orientasi. Apakah ada yang salah? Ah tidak, itu urusan masing-masing. Ada yang sangat serius dan tekun ya biar saja, itu memang tabiat dan budaya baik demikian. Mau menjadikan Kompasiana sebagai sarana membangun jati diri dalam bermedia sosial, ngeblog, youtuber, atau lainnya juga boleh. Sah-sah saja. Itu semua adalah sarana dan tidak melanggar aturan yang berlaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun