Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKI dan Kadrun Membawa Sanksi bagi Poyuono karena Tenggelamkan Gerindra

19 Juni 2020   08:47 Diperbarui: 19 Juni 2020   08:48 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kelima, upaya politik untuk menenangkan yang tersinggung sih penting juga. Lha ketika Puyuono juga merasa tidak salah bukan membuat pihak yang tersinggung menjadi tenang. Makin runyam iya. Ini yang harus dicermati Habiburohman. Jangan lupa model Puyuono itu tidak mudah dikendalikan. Nampak jelas komunitasnya berbeda pula.

Keenam. Gonjang-ganjing para pendukung Prabowo capres memang menguat. Itu salah satunya ada pada kedekatan Prabowo pada presiden saat ini. Aset mereka itu ya yang tersinggung dikatakan oleh Puyuono kadrun itu. upaya Habiburohman untuk menjembatani ketersinggungan ini tidak mudah.

Sama juga anak baru nangis karena diledek, si peledek malah joget-joget. Mau ditawari es krim. Jajan, atau apapun tidak akan mempan. Tangisan makin kencang. Lucu saja sanksi yang dikatakan Habiburohman.

Seolah Habiburohman ini lagi tersesat di Jembatan Semanggi. Mendiamkan pernyataan itu jelas makin keras tangisan dan guling-gulingnya. Menyatakan mau menegur dan memberikan sanksi padahal yang  mengatakan merasa benar. Kedewasaan berpolitik memang masih cukup rendah. Dikit-dikit tersinggung, berbeda sebagai musuh.

Memang sedang darurat humor kelihatannya hidup berbangsa ini. Sedikit-sedikit  pelecehan, penghinaan, atau malah sampai bunuh segala. Jika menghadapi dengan senyum, melihat dengan kaca mata komedi, semua malah lebih indah.

Senggol bacok, ancaman, hukuman, dan intimidasi, menggunakan pradigma mayor-minor, seolah menjadi panglima dalam hidup bersama. Mudahnya tersinggung, tersulut emosi hanya karena becanda, saling serang sebab sepele, memperlihatkan bagaimana emosi anak bangsa ini sama sekali tidak tersentuh oleh sisi spiritual.

Mana ada sih orang yang spiritualnya tinggi, religiusitasnya baik, namun sangat mudah tersinggung. Sedikit-dikit penistaan, pelecehan, dan ketika menjadi pelaku pelecehan dengan sangat mudah meminta maaf dan mengulangi lagi. Tabiat buruk yang seolah tidak menjadi kesadaran, hal ini jauh lebih memilukan. Berbahaya bagi hidup bersama.

Mengaku negara demokrasi, tetapi menyikapi perbedaan dengan otot, kekuasaan, kekuatan. Berbeda sebagai musuh. Ini sih bukan demokrasi, barbar yang ada. Hukum rimba, kekuasaan yang menindas.

Bangga negara beragama, tetapi perilaku munafik dan tidak tahu malu demikian kuat. Sikap bertanggung jawab tidak ada. Sabar yang menjadi dasar sikap orang beriman nyatanya nol besar.

Terima kasih dan salam

Susyharyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun