Kemunculan Said Didu dan Rocky Gerung ke rumahnya. Ini pun sejatinya wajar, normal, dan sah-sah saja dukungan pada kolega yang sedang menderita. Lha lucunya kohg beda jauh beberapa waktu sebelumnya, bagaimana ada narasi kalau Novel gagah perkasa, pahlawan menangkan Nurhadi. Malah jadi ingat kisah Deny Indrayana yang barengen ngopi dengan Gayus Tambunan beberapa tahun lalu. Gampang banget.
Kog bisa gagah perkasa dinarasikan hebat, di waktu yang tidak lama kemudian seolah melempem, seperti karet masuk asam sulfat. Ada apa ini, patut dipertanyakan. Kedatangan orang-orang yang dengan segala hormat dan maaf, lebih cenderung riuh rendah namun kontroversial dari sekadar pelaku politik praktis yang beneran.
Nyatanya mereka tidak pernah nyalon ini dan itu, tetapi selalu saja hadir dengan pernyataan seolah yang aling hebat, benar, dan gilang gemilang di tangan mereka. Padahal semua tidak ada bukti. Inilah yang menjadi ranjau upaya Novel Baswedan untuk mendapatkan "keadilan."
Sepakat jika Novel mengejar siapa saja untuk bertindak adil. Tapi, Lepaskan juga kepentingan politik yang ada. Indikasi politisnya sangat kuat dan kental. Mengapa membawa Jokowi, dan lucunya jika Jokowi nanti bereaksi akan dinyatakan lho presiden mengintervensi kasus hukum. Ini kog cenderung sebuah settingan yang berupa jebakan semau salah Jokowi.
Sangat bagus, ketika Novel juga bersikap adil dengan membuka apa yang terjadi ketika ia menjadi polisi dan pernah diusut soal tewasnya terduga pencuri. Nah jika demikian kan orang jadi percaya, betul-betul hukum itu ada. Bagaimana pertanggungjawaban pernyataan itu bukan ketika mendesak diri harus adil, namun ketika diri aman boleh terjadi pelanggaran. Apa iya mantan anak buahnya itu membuat fitnah, jika ia layak tuh dibawa ke ranah hukum juga, atau salah Jokowi pula?
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H